Menu Blog

Favorit Saya

Sponsored

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 30 Desember 2014

Resolusi 2015

Sebulan lebih saya absen dari mengisi Blog I-I karena perjalanan bathin menerawang masa depan Indonesia melalui kontak rahasia ratusan tokoh yang mengaku memiliki waskita atau yang dikenal masyarakat umum sebagai orang pintar, dukun, orang sakti, kyai sakti, pendeta sakti, empu, tuan guru, palukutan, paranormal, ahli klenik, pakar mistik, kahin, ahli metafisika, wali berkaromah, dan berbagai nama lainnya.

Para pembaca mungkin akan mencibir atau mempertanyakan untuk apa melakukan pertemuan dengan mereka yang menjadi "penasihat spiritual" dari tingkatan Presiden sampai Ketua RT dan bahkan wong cilik tersebut. Jawaban saya singkat, yakni karena dunia perdukunan merupakan bagian dari kehidupan keseharian sebagian besar rakyat Indonesia yang masih mudah dipengaruhi karena lemahnya intelektual, percaya diri, lemahnya jiwa/bathiniah, dan mudah berputus-asa, sehingga tidak mengherankan apabila persoalan-persoalan yang sesungguhnya dapat diselesaikan sendiri menjadi bahan konsultasi kepada para dukun tersebut.

Pengalaman saya menangani hampir seluruh orang pintar di nusantara yang dikuasai mantan Presiden Suharto menunjukkan bahwa fenomena pengaruh dunia perdukunan masih cukup kuat di negeri tercinta ini. Terlepas dari faktor kebenaran dan pembuktian peranan para dukun tersebut, saya melihat bahwa gerak bangsa Indonesia sedikit banyak juga terpengaruh oleh dunia perdukunan.

Dalam tulisan ini saya tidak bermaksud menyinggung perasaan atau keyakinan siapapun, namun saya merasa perlu untuk berbagi dengan seluruh anak bangsa Indonesia tentang perlunya membangun seluruh potensi diri kita masing-masing sesuai dengan kemampuan kita sehingga dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. Kepada sangat sedikit orang pintar yang mampu menyadari kehadiran saya dalam mengkaji masa depan Indonesia, mohon untuk anda simpan sebagai bagian dari kontribusi anda kepada bangsa Indonesia. Kepada yang suka menipu, hentikanlah karena dosa anda akan terus menumpuk bertambah sebanyak orang-orang yang anda tipu. 

Nasihat Pertama, jangan sekali-kali menjadikan "penasihat spiritual" sebagai pegangan hidup satu-satunya yang mengarahkan gerak hidup dan keputusan anda. Bila anda termasuk orang yang kurang percaya diri atau lemah jiwa sehingga telah terjebak dalam dunia perdukunan, maka jadikan nasihat para dukun tersebut hanya sebagai salah satu alternatif atau semacam second opinion untuk mengkonfirmasi alternatif yang telah ada. Berdasarkan pengalaman saya, memang ada sedikit orang-orang yang memiliki linuwih waskita yang benar-benar dapat memberikan masukan yang "tepat". Sayangnya orang-orang tersebut sangatlah sedikit mungkin hanya 1% dan biasanya tidak mempopulerkan diri sebagai orang pintar, malahan cenderung tersembunyi. Sekitar 5% ilmunya kurang dalam dan dapat memberikan masukan yang kadang benar kadang tidak benar, sedangkan sisanya adalah mereka yang mencari keuntungan dari lemahnya jiwa rakyat Indonesia secara umum. Dengan demikian, probabilita anda bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh memiliki waskita sangat-sangat kecil. Prosentase terbesar yang akan anda temui adalah penipu-penipu ulung yang hanya bersandar pada dugaan-dugaan yang lama-kelamaan menjadi terlatih karena banyaknya pasien lemah jiwa yang berkonsultasi. Sadar tidak sadar, bahkan para dukun tersebut kebanyakan juga pandai menipu dirinya sendiri karena sudah terjebak dalam keyakinan bahwa dirinya memiliki waskita. Perhatikan betapa maraknya kasus penipuan demi penipuan yang terungkap dan untuk anda ketahui kasus yang tidak terungkap adalah sangat-sangat jauh lebih besar lagi.

Nasihat Kedua, mulailah kembali kepada upaya meluruskan hati dan niat anda dalam kehidupan ini dengan memohon kepada Yang Maha Kuasa dengan bahasa yang lemah lembut menghaturkan harapan dan do'a anda. Mulai dengan langkah kecil, sedikit demi sedikit namun berkelanjutan hingga akhir hayat anda. Niscaya pada saatnya anda akan memiliki kewaspadaan yang luar biasa dalam hidup dan senantiasa menjaga diri anda dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan hati, pikiran, dan tubuh fisik anda. Andaipun anda mengalami suatu persoalan yang berat, anda akan menemukan jalan keluar atau mampu menerima keadaan dengan hati yang tenang. Bahkan dapat saya pastikan derajat anda akan jauh lebih tinggi daripada mereka yang melakukan praktek penipuan dengan memanfaatkan lemahnya jiwa masyarakat. Singkat kata, jadilah manusia seutuhnya dengan jiwa yang kuat dan keyakinan yang mantap serta tetap berserah diri pada ketentuan Yang Maha Kuasa.

Nasihat Ketiga, ketika anda menjadi semakin kuat karena ketekunan dalam meluruskan hati anda, sebarluaskanlah pengalaman hidup anda tersebut tanpa mencari keuntungan. Tolonglah orang-orang terdekat anda agar mampu berdiri sendiri bersandar pada kekuatan diri dengan tetap berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Janganlah sombong dengan kemampuan-kemampuan yang murni lahir dari diri anda. Dengan keseimbangan kekuatan fisik dan bathin anda, maka anda akan mampu berkarya secara maksimal di bidang anda masing-masing dengan sandaran yang kuat kepada Yang Maha Kuasa.

Nasihat Keempat, dunia adalah tempatnya masalah sehingga kita pasti akan selalu menemui masalah dimanapun kita berada. Hadapilah masalah tersebut, jangan lari atau berlindung kepada hal-hal yang tidak masuk akal. Bersabar dan berserah dirilah manakala masalah tersebut anda rasakan sangat-sangat berat dan bertahanlah karena sungguh setelah kesulitan akan datang kemudahan.

Nasihat kelima, ingat ujung atau akhir perjalanan anda di dunia adalah kematian yang merupakan peralihan dari alam dunia ke alam berikutnya. Oleh karena itu, janganlah menghabiskan waktu untuk berbuat kejahatan atau hal-hal yang akan anda sesali saat kematian menjemput anda. Berkaryalah untuk dunia anda yang terbaik yang dapat anda lakukan, dan bersiap-siaplah untuk mengakhiri perjalanan hidup anda sewaktu-waktu dengan senantiasa berbuat baik dan berserah diri kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Nasihat tersebut diatas hakikatnya adalah juga nasihat penulis kepada diri sendiri yang semoga dapat bermanfaat kepada seluruh jaringan Blog I-I dan rakyat Indonesia secara umum. 

Bagaimana hasil pertemuan dengan para orang pintar?

Dapat disampaikan disini bahwa hampir tidak ada satupun orang pintar yang paham tentang dinamika global, regional, dan nasional dikaitkan dengan apa yang akan terjadi di tahun 2015. Para ahli keuangan kita di Bank Indonesia jauh lebih mampu meramalkan situasi keuangan Indonesia di tahun 2015 dikaitkan dengan kecenderungan di dunia internasional. Ramalan-ramalan mereka yang berkecimpung di pasar modal juga jauh lebih mendekati kenyataan dibandingkan dengan dugaan-dugaan kosong yang disampaikan oleh mereka yang mengaku orang pintar.

Hanya saja saya mendapatkan beberapa wisdom dari orang pintar tersembunyi yang senantiasa mengingatkan kita sebagai bangsa Indonesia untuk ingat jati diri dan jujur dalam menjalani kehidupan. Kesederhanaan hidup dan penerimaan diri terhadap dinamika kehidupan merupakan langkah ampuh untuk survive di dunia semakin dikuasai liberalisme dan ketimpangan sosial yang semakin tajam. Pesan singkat untuk para pimpinan nasional baik di eksekutif maupun legislatif adalah hentikan berbagai bentuk pencitraan yang lahir dari jiwa demokrasi yang kita impor dengan kesungguhan untuk mengabdikan diri untuk bangsa dan negara. Jangan bicara bombastis dengan janji-janji muluk yang tidak akan dapat anda penuhi karena akan melahirkan kekecewaan yang mendalam dan bahkan kebencian karena tidak mampu menerima kegagalan atau kemandegan. Lebih jauh lagi hentikan penggunaan asesoris kesederhaan dalam bentuk pakaian dan lain-lain untuk membungkus kebijakan yang tidak pro-rakyat. 

Indonesia akan menjadi lebih baik apabila semakin banyak orang Indonesia menjalankan nasihat yang saya sebutkan diatas. Indonesia akan menjadi lebih baik apabila pimpinan nasional kita menjalani kehidupan yang jujur dan sungguh-sungguh dalam mengabdi kepada bangsa dan negara sesuai dengan keahlian profesi di bidang masing-masing. Pencitraan adalah racun yang mematikan dalam demokrasi karena sangat-sangat menarik untuk membunuh cita-cita mulia kita menjadi bangsa yang bermartabat, adil dan makmur. 

Catatan akhir tahun ini sekaligus menjadi resolusi Blog I-I untuk tahun 2015. Dengan sangat banyaknya musibah yang dialami bangsa Indonesia baik akibat bencana alam, maupun kecelakaan di darat, laut, dan udara menjelah tutup tahun 2014 kita semua tentunya berduka dan prihatin. Namun janganlah kita terpaku dalam kesedihan dengan hadirnya bencana demi bencana, marilah kita sama-sama memperbaiki diri dan mempersiapkan diri kita untuk pencegahan bencana, penanganan bencana dan perwujudan kehidupan yang lebih baik.

Semoga bermanfaat,
Senopati Wirang 

Read More »
16.43 | 0 komentar

Senin, 10 November 2014

Pemanfaatan Poros Maritim Indonesia

Berdasarkan informasi jaringan Blog I-I di luar negeri, diperkirakan akan terjadi upaya pemanfaatan konsep poros maritim Indonesia yang "mentah" oleh beberapa negara yaitu AS, Russia, China, Australia, dan Jepang. Negara-negara tersebut dengan mudah telah mengukur kemampuan Indonesia khususnya secara ekonomi dan keamanan laut (penegakan hukum di laut dan kedaulatan/militer). Berbagai kelemahan infrastruktur maritim Indonesia bukan saja disebabkan oleh kurangnya pelabuhan yang memadai, melainkan juga oleh keterbatasan jumlah kapal termasuk kapal nelayan dan kapal patroli penegak hukum dan kapal TNI AL. Kelemahan tersebut menjadi sempurna manakala mentalitas nelayan Indonesia jauh berada dibawah kualitas mental bahari nelayan Vietnam dan Thailand yang kerap melakukan pencurian di laut Indonesia.

Beberapa pemanfaatan secara strategis yang akan terjadi karena ketidakmampuan Indonesia sehingga membutuhkan investasi asing adalah dalam bentuk pembangunan infrastruktur maritim yang nantinya akan memfasilitasi kelancaran apa yang dipropagandakan sebagai Tol Laut. Selain itu juga dalam penyediaan kapal-kapal baru dan pemeliharaan serta alih teknologi. Revolusi yang dikumandangkan Pemerintahan Jokowi diperkirakan akan bersifat hangat-hangat tahi ayam, dimana semangat membabi buta dengan ambisi besar tersebut akan segera pudar seiring dengan munculnya persoalan-persoalan dalam rangka mewujudkan ambisi maritim Indonesia. 

Belajar dari pengalaman modernisasi maritim berbagai negara, khususnya Inggris yang pernah mendeklarasikan bahwa matahari tidak pernah tenggelam bagi Inggris Raya karena penguasaan laut dan kolonisasi di berbagai belahan dunia, tradisi maritim bukan lahir dari tiba-tiba dan mewujud dalam waktu beberapa tahun saja. Diperlukan derap langkah berbagai pihak yang berlandasarkan pada kesinambungan bisnis yang didukung keuntungan-keuntungan yang nyata dalam menopang pengembangan sektor maritim tersebut. Inggris membangun kemampuan maritimnya selama ratusan tahun. Namun bila kita ingin belajar dari Jepang ketika pernah menjadi kekuatan maritim terkuat ketiga di dunia, hal itu dilakukan dalam rentang waktu sekitar 50 tahun saja, yakni sejak era Bakumatsu (1853-1868) sampai tahun 1920-an. Jepang belajar dari berbagai negara khususnya Inggris untuk membangun Angkatan Lautnya, sementara modernisasi di sektor perikanan laut, mentalitas nelayan Jepang sudah terkenal dengan penjelajahannya dalam mencari ikan dan pemburuan ikan paus hingga saat ini. Boleh dikatakan Jepang dalam waktu 50 tahun melakukan upgrade di berbagai sektor khususnya penguasaan teknologi kelautan yang mencakup teknologi kapal laut dan pengetahuan tentang biota laut dan deteksi kekayaan laut. 

Apabila yang dibidik adalah masalah memaksimalkan industri perikanan laut Indonesia, maka seyogyanya langkah ini dapat dilakukan secara senyap guna menghindari antisipasi pihak-pihak yang selama ini merugikan Indonesia. Fakta menunjukkan bahwa laut Indonesia adalah bagaikan pasar terbuka dimana transaksi jual beli ikan segar terjadi di laut. Tidak semua nelayan asing melakukan pencurian, seringkali nelayan Indonesia juga melakukan penjualan dengan harga "murah" kepada asing karena bagi nelayan Indonesia harga yang ditawarkan asing tersebut tetap jauh lebih baik daripada membawa ikan ke daratan wilayah Indonesia. Selain kurangnya penguasaan teknologi pemeliharaan kualitas ikan segar dan pengolahan ikan di tanah air, daya beli pasar dalam negeri jauh lebih rendah dari pasar internasional. Sementara itu, untuk menembus pasar internasional, Indonesia harus memenuhi serangkaian pra kondisi dalam rangka memenuhi standar kebutuhan ikan segar yang berkualitas. Benar bahwa ikan di laut jumlahnya luar biasa, namun hal itu tidak berarti tanpa batas seolah tidak akan pernah habis. Industri perikanan laut juga harus memperhatikan kelangsungan ketersediaan ikan yang harus dipelajari dengan mempelajari siklus kehidupan di laut sehingga jangan sampai ambisi tersebut terjebak dalam keserakahan yang menyebabkan terjadinya kelangkaan ikan-ikan asli Indonesia yang memiliki nilai tinggi di pasar internasional.

Masalah lain dalam industri perikanan adalah dukungan ketersediaan energi di lokasi-lokasi dimana infrastruktur maritim akan dibangun, misalnya untuk pemeliharaan agar ikan tetap segar baik dengan pengaturan temperatur khusus maupun teknologi pembekuan yang boleh dikatakan masih sangat kurang. Belum lagi soal standar kebersihan dengan sistem sanitasi lingkungan industri maritim yang juga masih kurang karena belum terbiasa dengan sistem yang berstandar internasional.

Hal ini bukan untuk melemahkan semangat, tetapi untuk lebih mendorong keseriusan Pemerintahan dan sektor-sektor terkait untuk bekerja keras dan membuktikan bahwa mental bangsa Indonesia bukan seperti hangatnya tahi ayam yang cepat berlalu.

Pemanfaatan apa yang akan dilakukan negara-negara yang disebutkan pada awal tulisan ini. Pertama adalah investasi dan akses yang lebih luas yang pada suatu saat ketika sektor maritim terlena dapat dengan mudah dikuasai asing karena sistem pasar bebas. Kedua adalah kontrol langsung kepada informasi dasar kekuatan maritim Indonesia yang lemah sehingga dapat dipastikan untuk relatif tetap lemah karena penguasaan teknologi yang dengan mudah didikte. Ketiga adalah memastikan adanya pengaruh negara-negara tersebut yang berkompetisi untuk memastikan bahwa Indonesia tidak akan memainkan manuver politik yang merugikan kepentingan mereka karena sudah terikat oleh MoU kerjasama dan lain-lain.

Terkait dengan pengembangan sektor maritim, sungguh komunitas Intelijen Indonesia sangat sedih dan malu ketika Presiden Jokowi menyampaikan:  "Feeling" Saya, Negara Lain Grogi dengan Indonesia. Pernyataan tersebut entah merupakan refleksi kejujuran yang naif karena kurangnya pemahaman tentang realitas kompetisi kepentingan nasional antar negara, sikap meremehkan negara asing, atau kebodohan karena kurangnya informasi intelijen tentang negara-negara yang dianggapnya grogi tersebut? Mohon maaf sebelumnya, apabila komunitas intelijen resmi tidak berani menyampaikan kritikan tajam, maka izinkan Blog I-I untuk menyampaikan kritikan ini untuk perbaikan di masa mendatang. 

Informasi Intelijen jaringan Blog I-I menyebutkan bahwa Ambisi Poros Maritim Indonesia saat ini di mata negara-negara yang telah memiliki kekuatan maritim tidak lebih sebagai program biasa yang harus dikontrol agar Indonesia tidak benar-benar menguasai sektor ini. Upaya kontrol akan dilakukan melalui operasionalisasi kerjasama dan bantuan-bantuan. Dengan demikian, apa oleh sebagian orang dipikir hebat sebenarnya merupakan kewajiban negara untuk membangun berbagai sektor strategisnya. Semua upaya pengembangan sektor dapat dihitung atau dikalkulasikan dengan sumber daya yang dimiliki dan cara-cara mewujudkannya. Sumber daya yang dimiliki Indonesia jelas terbatas karena disamping harus terus memelihara momentum pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi, Indonesia harus mengembangkan sektor maritim yang selama ini terbengkalai. Kemudian juga caranya harus efektif dan realistis, dimana alokasi anggaran untuk sektor maritim seyogyanya tidak mengganggu sektor lain yang juga menjadi prioritas.

Masalah maritim bukan masalah yang mudah dan murah sehingga diperlukan kehati-hatian dan kerja keras serta sikap pantang menyerah. Saran Blog I-I, ambillah sikap dan propaganda yang lebih low-profile dengan prioritas-prioritas yang jelas sesuai kemampuan nasional. Andaipun akan mengundang investor asing, pilihlah sektor-sektor yang dikemudian hari dapat dipastikan tidak akan dikuasai asing. 

Sekian, semoga bermanfaat
Salam Intelijen
Senopati Wirang

 



Read More »
15.28 | 0 komentar

Rabu, 05 November 2014

Menilik Calon Kepala BIN dan Kepemimpinan Nasional

Atas permintaan Agen P-Five, artikel ini tidak dapat diakses oleh pembaca Blog I-I

Read More »
05.39 | 0 komentar

Minggu, 02 November 2014

TrioMacan2000 Korban Blog I-I?

Kepada seluruh jaringan Blog I-I dan pembaca serta siapapun yang memiliki kepentingan dalam isu TrioMacan2000 dan berbagai jenis akun sosial media yang mengatasnamakan Komunitas Intelijen, perlu disadari bersama bahwa kebanyakan akun-akun tersebut berisi Intel Wannabe yang tersesat dengan permainannya sendiri tanpa bimbingan hati nurani dan kepentingan rakyat. Mengapa saya katakan demikian?
Pertama karena informasi adalah power dan bila anda memiliki power maka anda memiliki tanggung jawab yang besar, dalam kode etik dan sumpah intelijen anda harus menjaga amanat informasi rahasia tersebut dengan nyawa anda. Kebanyakan intel amatir atau masih hijau/baru akan merasa berat memegang rahasia akibatnya ada yang menjadi sangat tertutup dan ada pula yang justru jadi ember merasa bangga dengan informasi tersebut, dan ada yang terjebak menjadi pelaku kriminal dengan memanfaatkannya untuk keuntungan material alias praktek pemerasan sebagai telah ditengarai Blog I-I sejak lama. 

Kepentingan Blog I-I membongkar akun-akun komunitas intelijen palsu tersebut adalah bukan membungkam kebebasan berpendapat dan menutup pengungkap kebenaran karena setelah dipelajari teknik propaganda yang dipilih oleh akun-akun sosmed tersebut adalah mencampur "kebenaran relatif" yang belum terbukti dengan pembentukan opini yang dipaksakan dengan argumentasi-argumentasi yang seringkali tidak saling berhubungan atau teknik gotak-gatuk menjadi "nyambung".

Namun hal ini tidak berarti Blog I-I bermusuhan atau membuka front karena jaringan Blog I-I hanya menyajikan informasi tandingan yang dapat dipertanggungjawabkan dan membiarkan publik untuk melakukan penilaian yang obyektif. Blog I-I adalah komunitas intelijen non-Pemerintah yang pertama lahir di Indonesia Raya dan terus berkarya bersama-sama seluruh komponen rakyat Indonesia sebagai mata dan telinga yang sukarela dalam nuansa pendidikan dan bukan provokasi atau pengungkapan-pengungkapan informasi yang membuat kegaduhan yang kemudian diwarnai pemerasan. Meskipun Blog I-I menyimpan begitu banyak rahasia di negeri ini, namun bila anda baca artikel-artikel Blog I-I sejak tahunan silam tidak ada satupun yang membahayakan kepentingan bangsa dan negara. Itulah hakikatnya menjadi RONIN sejati karena ketiadaan MASTER yang mengendalikan perikehidupan Senopati-Senopati Merah Putih yang bersumpah siap mati untuk Indonesia Raya.

Kami prihatin dengan pemanfaatan nama komunitas intelijen dan pencemaran nama baik prajurit perang fikiran dengan akun-akun sosmed yang seolah-olah bekerja untuk kepentingan rakyat, namun ternyata melacurkan diri untuk uang. Namun kami tidak anti terhadap siapapun yang memiliki hati nurani untuk mengungkapkan kebenaran dan mengungkapkan kebusukan elit-elit yang menguasai hajat hidup rakyat Indonesia, karena hal itu juga baik untuk perubahan-perubahan yang kita cita-citakan bersama. Namun janganlah anda tergoda untuk melakukan kegiatan kriminal, karena menghancurkan para pelaku korupsi dengan kejahatan pemerasan adalah sama saja kebusukannya.

Bahwa jaringan Blog I-I berperan memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih tepat tentang hakikat komunitas intelijen kemudian memakan korban akun-akun sosmed yang mengatasnamakan komunitas intelijen hanyalah efek samping dari kemurnian kegiatan komunitas intelijen tanpa tuan yang hanya berjalan senyap dalam kata demi kata yang harus anda gali lagi nilai-nilai informasi yang terkandung didalamnya. Semoga mereka yang mengatasnamakan komunitas intelijen segera insyaf melanjutkan kontribusi pemikirannya untuk perbaikan dan menghentikan kegiatan kriminal dan sungguh-sungguh mengabdi demi perbaikan bangsa tanpa pamrih.

Semoga bermanfaat,
Salam Intelijen
Senopati Wirang

Read More »
01.50 | 0 komentar

Sabtu, 01 November 2014

Intelijen dan Politik

Beberapa email bernada teguran dan kritik mempertanyakan mengapa Blog I-I lebih banyak menuliskan isu-isu politik daripada yang murni intelijen. Untuk menjawab pertanyaan dan kritik tersebut tentunya pertama-tama yang perlu dipahami adalah bahwa meskipun intelijen sebaiknya steril dari pertarungan politik kekuasaaan di dalam negeri, namun intelijen harus memperhatikan dinamika politik yang berpotensi menghambat atau bahkan mengancam perjalanan bangsa dan negara Indonesia.

Hubungan yang erat antara intelijen dan politik terletak pada fungsi intelijen di setiap negara yang memberikan dukungan informasi atau analisa intelijen kepada pemimpin pemerintahan agar dapat menjalankan roda pemerintahan sebaik-baiknya. Informasi tersebut utamanya sisi keamanan dari seluruh peri kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga tidak akan terhindarkan untuk membahas isu politik. Sementara itu, saya sudah berkali-kali menjelaskan bahwa Blog I-I terikat kode etik dan kerahasiaan negara sehingga tidak akan melakukan kecerobohan yang dapat membahayakan bangsa Indonesia.

Selain itu, fungsi Blog I-I yang utama adalah pendidikan publik akan rakyat Indonesia membiasakan diri untuk selalu melakukan cek dan ricek atas setiap informasi atau gossip yang mengarah kepada merusak sendi-sendi persatuan bangsa atau bertujuan melemahkan potensi Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera. Dengan demikian, apa-apa yang rekan-rekan Blog I-I baca di sini bukan suatu upaya adu domba, bukan provokasi kekerasan, bukan penciptaan opini untuk kepentingan tertentu, melainkan suatu sudut pandang yang lebih komprehensif sehingga setiap pembaca blog I-I dapat memutuskan sendiri bagaimana sebaiknya bersikap terhadap suatu isu yang dilihat telah atau akan membahayakan bangsa Indonesia.

Perlu kita sadari bersama bahwa di media alternatif maupun mainstream banyak bertebaran isu dan pemberitaan yang memiliki tujuan untuk kepentingan kelompok, untuk kepentingan uang, dan untuk kepentingan yang dapat membahayakan nasib bangsa Indonesia kedepannya. Segala macam model pemberitaan tersebut akan dapat disaring dengan baik dan tidak menggoyahkan sikap luhur dan lurus dari bangsa Indonesia apabila rakyat kita tidak mudah terhasut dan selalu melakukan pengecekan dan bersikap kritis serta hati-hati sehingga potensi-potensi konflik dapat diredam atau bahkan diselesaikan karena rakyat kita semakin cerdas. Namun manusia adalah tetap manusia dengan segala motivasinya, akan bergerak sesuai dengan dorongan motivasi, dan seringkali faktor keserakahan atau faktor nafsu angkara menguasainya sehingga tidak peduli dengan dampak dari perilaku atau tindakan yang dalam skala nasional dapat membahayakan perjalanan bangsa Indonesia.

Aha! pembukaan artikel ini jadi terlalu menggurui pembaca yang saya yakin sudah paham bagaimana kondisi bangsa Indonesia.

Kembali kepada hubungan intelijen dan politik, bahwa meskipun jaringan Blog I-I memiliki catatan yang lengkap tentang taktik, strategi, niat dan sepak terjang dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang belakangan ini terus bertikai di legislatif, namun Blog I-I tidak akan mengungkapkan kebusukan politik karena aromanya akan mematikan semangat hidup bangsa Indonesia yang kemarin telah memberikan suaranya demi terselenggaranya kelanjutan perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Blog I-I yakin, kalangan analis dan ahli strategi dalam Intelijen resmi Indonesia sudah melakukan kajian-kajian yang mendalam tentang bagaimana menyelamatkan perjalanan bangsa Indonesia dari pertikaian politik yang dilandasi semangat kelompok dari pada semangat memajukan bangsa Indonesia.

Sebagian kalangan pengamat baik yang telah terungkap di media massa maupun dalam pertemuan-pertemuan yang semakin sering belakangan ini telah menyampaikan pandangan dan analisanya. 
Ada yang menuduh KMP haus kekuasaan dan melaksanakan politik balas dendam. 
Ada yang menuduh KIH menghambat kerja DPR dan MPR serta bermanuver saat menguntungkan.
Ada yang berdalih bahwa apa yang sudah berjalan berdasarkan hukum dan tata tertib lembaga.
Ada yang berdalih bahwa skenario penguasaan DPR dilakuakn untuk mengganjal pemerintah.
Ada yang menyarankan agar pada level elit politik dilakukan pertemuan dan rekonsiliasi yg serius.
Ada yang menyarankan agar menempuh islah politik.
Ada yang merasa bahwa voting/suara terbanyak sudah cukup dalam menentukan pemimpin lembaga.
Ada yang mendesak agar terus dilakukan kesepakatan yang lebih adil sesuai dengan proporsi suara.
Ada yang menyarankan agar setiap individu anggota Dewan memiliki kebebasan diluar fraksi/partai.
Ada yang melihat bahwa suara fraksi/partai mengikat seluruh anggotanya untuk bersuara sama.
Ada yang menuduh demokrasi telah mati.
Ada yang menyatakan bahwa demokrasi tidak selalu musyawarah mufakat.
Dan lain sebagainya, dalam hiruk pikuk pendapat dan pandangan yang akan "membingungkan."

Mengapa saya katakan membingungkan?
Karena rakyat biasa yang telah memberikan suara dan merupakan konstituen dari seluruh anggota Dewan yang terpilih tidak memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan bagaimana sebaiknya cabang legislatif dari trias politika seharusnya dikelola. Rakyat biasa hanya akan sekilas mendengar, melihat dan membaca apa-apa yang heboh di gedung perwakilan rakyat, misalnya ketika terjadi hujan interupsi atau ketika terjadi pembantingan meja, atau ketika terjadi perdebatan dengan nada suara yang tinggi yang diliput oleh media massa. Rakyat juga akan mencoba membaca arah dari penilaian para pengamat yang pintar-pintar namun kadang juga terjebak dalam emosi simpatik kepada salah satu koalisi. Rakyat bahkan akan teracuni oleh gaya, cara bicara dan pilihan kata yang secara sengaja dilakukan oleh media massa, sehingga melahirkan suatu "rasa" tidak nyaman atau bahkan menurunkan keyakinan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia akan dapat berlari membangun dirinya dengan semangat mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Rakyat yang mana? Blog I-I mencoba mengatasnamakan rakyat secara umum dan bukan yang terpecah dalam simpatik-simpatik politik yang sebenarnya lebih banyak dimobilisasi ketika partai politik dan politisi membutuhkan suara. Setelah mereka memperoleh suara, apakah mereka memikirkan perasaan, hati dan pikiran rakyat yang telah memilihnya? Tentunya kita menunggu bagaimana drama politik para anggota dewan yang terhormat akan berjalan.

Bahaya dari tersendat-sendatnya perjalanan legislatif sebagai akibat dari pertikaian politik para elit adalah pada kepentingan publik yang akan terabaikan manakala waktu terlalu banyak terbuang karena perbedaan pendapat dan kepentingan yang meruncing kepada detail kepemimpinan dan arah pembahasan di legislatif. Meskipun hal tersebut wajar dalam politik, namun yang ditunggu rakyat Indonesia adalah kedewasaan dan kepedulian yang sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan yang ujungnya belum jelas kemana.

Beberapa alternatif jalan keluar yang sudah pernah juga diungkapkan misalnya:
  1. Pertemuan elit politik yang sungguh-sungguh mencari jalan keluar yang diturunkan dengan perintah kepada struktur partai dibawahnya, sehingga tidak ada kepura-puraan.
  2. KIH membubarkan kepemimpinan tandingan dan mengalah serta membiarkan legislatif dikuasai oleh KMP, namun diimbangi dengan kinerja yang lebih keras dan serius dalam mengawal perjalanan pemerintahan Jokowi-JK. Intinya adalah bahwa sepanjang Pemerintahan Jokowi-JK lurus dan sungguh-sungguh membangun Indonesia demi kemajuan bangsa dan negara, maka tidak akan ada ruang bagi KMP untuk menempuh suatu manuver politik yang mengganggu perjalanan pemerintah.
  3. KMP berbesar hati memberikan kursi kepemimpinan kelengkapan parlemen yang pantas dan proporsional kepada KIH melalui musyawarah mufakat dengan tetap kritis dan serius dalam mengawasi perjalanan pemerintahan Jokowi-JK.
  4. Agar setiap anggota Dewan lebih mandiri dalam mengambil posisi terhadap suatu isu seperti independensi yang lebih luas sebagaimana di Amerika. Hal ini mungkin saja ditawarkan tetapi secara budaya tampaknya sulit karena di AS yang menganggungkan individualisme dan hak pribadi mungkin untuk dilaksanakan, tetapi di Indonesia budaya komunal dan patronisme masih terlalu kuat.
  5. Sebaiknya tidak ada intervensi baik dari eksekutif maupun yudikatif dan terus mendorong agar KMP dan KIH terus membangun komunikasi politik guna mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri kebuntuan politik di legislatif. Pemaksaan salah satu kelompok koalisi sepintas tampak dapat dijalankan, namun hakikatnya itu akan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa yang mana hal ini akan sangat merugikan rakyat Indonesia. Dalam kaitan ini, intelijen dan aparatur keamanan juga sebaiknya tetap di luar pertikaian politik namun terus mengawasi dan mencatat selengkap-lengkapnya sebagai bahan analisa dan pelajaran yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
Masalah politik bukanlah masalah yang mudah, bahkan boleh dikatakan kompleks, namun tidak berarti mustahil untuk diselesaikan. 

Demikian catatan saya, mari kita berdo'a bersama semoga para elit politik bangsa Indonesia dibukakan hatinya untuk melihat bahwa yang baik adalah baik, sehingga mereka dapat mewujudkan kebaikan demi bangsa dan negara.

Salam Intelijen
Senopati Wirang





Read More »
01.21 | 0 komentar

Sabtu, 25 Oktober 2014

Selamat Jalan Gayatri

Sebelumnya atas nama seluruh komunitas Blog I-I, saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kepergian putri bangsa yang memiliki bakat khusus penguasaan bahasa yakni Gayatri Wailissa (17 tahun) karena sakit pendarahan otak. 

Gayatri yang kabarnya menguasai 13 atau 14 bahasa asing segera menarik perhatian publik Indonesia dan Maluku tanah kelahirannya karena dirinya memang spesial dengan kemampuannya tersebut dan telah dikenal karena kiprahnya mewakili Indonesia dalam forum regional dan internasional. 

Kepergian Gayatri tentunya menjadi kesedihan tersendiri bagi keluarga dan khususnya orang tuanya, namun hal itu tidak berarti bahwa pernyataan dari orang tua almarhumah bahwa Gayatri adalah anggota BIN dapat dibenarkan karena sebagaimana dinyatakan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Maluku, Brigadir Jenderal TNI Gustav Agus Irianto, bahwa Gayatri belum direkrut oleh BIN dan hanya bercita-cita untuk menjadi anggota BIN. Penjelasan Jenderal Gustav sudah cukup dan dapat menjawab teka-teki tentang benar-tidaknya Gayatri anggota BIN.

Sayangnya dalam polemik publik terkait intelijen hampir selalu diwarnai oleh keragu-raguan atau rasa percaya tidak percaya tentang apapun pernyataan resmi dari lembaga atau perwakilan lembaga intelijen resmi dimanapun. Sikap tersebut dapat dipahami, dan saya kira disaat keluarga masih merasakan kedukaan akan kurang baik untuk melakukan perdebatan tentang apakah Gayatri anggota BIN atau bukan.

Blog I-I sampai hari ini selalu menerima ratusan komentar yang diminta untuk dirahasiakan, serta mungkin bila ditotal sejak tahunan silam sudah ribuan email dari anak-anak bangsa Indonesia yang menyatakan ingin bergabung dengan komunitas intelijen, khususnya BAKIN atau yang sekarang menjadi BIN. Mengingat minat yang sangat besar dari anak-anak bangsa Indonesia yang ingin mengabdi di bidang intelijen, Blog I-I tidak akan bosan-bosannya menyampaikan agar BERHATI-HATI dengan penipuan yang mengatasnamakan lembaga intelijen atau komunitas intelijen. Khusus Blog I-I sendiri tidak melakukan perekrutan karena komunitas yang terbentuk dalam Blog I-I adalah atas dasar sukarela dan pada umumnya sudah memiliki pekerjaan atau kemandirian. Atas dasar kepedulian terhadap bangsa dan negaralah, Blog I-I dapat terus menyampaikan pesan-pesan melalui artikel singkat sebagai pembelajaran publik di bidang intelijen.

Terkait dengan adanya cerita-cerita tentang pelatihan fisik beladiri, menembak, teknik-teknik giat militer, penyamaran, penguasaan berbagai bahasa, teknologi tinggi dan lain-lain skill intelijen tentunya hal itu merupakan kewajiban sehingga menjadi hal yang sangat biasa bagi anggota intelijen. Namun sebelum anda diperbolehkan untuk bergabung dengan kegiatan-kegiatan yang "berbahaya" tersebut sudah harus lulus dari serangkaian test kesehatan yang sangat lengkap guna menghindari terjadinya kecelakaan. Sejauh ini kecelakaan dalam latihan militer kalangan intelijen yang pernah terjadi terakhir kali adalah di tahun 1980-an atau 1990-an, karena waktu itu pemeriksaan kesehatan belum selengkap sekarang. Selain itu, pada periode awal rekrutmen tidak ada sistem pendidikan one on one atau satu mentor satu murid karena hal itu kurang baik secara psikologis dan lemahnya pengawasan. Sistem mentoring hanya dilakukan kepada calon-calon intel yang sudah memiliki eksistensi di masyarakat dan itupun hanya teknik-teknik intelijen dan bukan latihan fisik. Hal ini merupakan prinsip dasar di seluruh lembaga intelijen termasuk di Russia maupun AS dan negara-negara Eropa lainnya, dengan pengecualian MOSSAD karena mereka semuanya memiliki background militer. Lebih jauh lagi sistem mentoring satu orang satu murid juga hanya dilakukan dengan tujuan transfer ilmu/pengalaman dari petugas intel senior kepada juniornya yang diharapkan akan menggantikannya suatu saat nanti. Adakalanya sistem ini juga tidak berhasil dengan didropnya sang junior karena dinilai kurang berbakat sehingga dialihkan ke unit lain yang lebih mudah.

Rekrutmen BIN yang diketahui oleh jaringan Blog I-I mengikuti sistem kepegawaian PNS/ASN dengan berbagai persyaratan yang ketat termasuk kesehatan, sedangkan rekrutmen Sekolah Intelijen memiliki syarat utama lulusan SMA dan sederajat dengan nilai yang tinggi sehingga cukup banyak tersedia tenaga handal yang juga memiliki kekhususan-kekhususan. Cerita-cerita orang tua Gayatri tentunya patut dihargai walau belum tentu benar terlebih dengan seragam yang tidak terkonfirmasi sebagai seragam yang dikenakan kadet-kadet intelijen junior BIN.

Bagi Blog I-I, minat dan sikap almarhumah Gayatri yang ingin mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia adalah sangat mulia dan biarlah kita mengenangnya demikian, sehingga dapat menjadi inspirasi yang terus hidup bagi generasi muda Indonesia untuk membangun, menjaga, dan memelihara Indonesia Raya yang kita cintai bersama.

Selamat jalan Gayatri....do'a kami mengiringi perjalananmu ke dunia yang lebih baik, Insha Allah.

Salam Intelijen
Senopati Wirang



Read More »
06.58 | 0 komentar

Selamat Tahun Baru 1345 Hijriyah


Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1435 Hijriyah
Semoga Intelijen Indonesia Semakin Jaya
Mengawal Perjalanan Bangsa dan Negara Indonesia
Profesional dalam Bekerja, Berintegritas dalam Mengabdi
Salam Intelijen
Senopati Wirang

Read More »
06.10 | 0 komentar

Senin, 20 Oktober 2014

Selamat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla

Sehari setelah pelantikan dan pesta rakyat atas resminya Indonesia memiliki Presiden dan Wakil Presiden baru, maka sesuai dengan prinsip intelijen yang menjunjung tinggi single client, atas nama segenap komunitas Blog Intelijen Indonesia dari Aceh hingga Papua dan yang berada di seluruh dunia, kami mengucapkan Selamat kepada Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla yang akan memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan.

Sikap Blog I-I terhadap politik adalah tidak berpolitik, namun mendorong terus terlaksananya sistem politik yang disepakati bersama bangsa Indonesia sebaik-baiknya. Sebagaimana seluruh pembaca Blog I-I pahami, Blog I-I tetap berupaya untuk profesional dan hanya mempublikasikan hal-hal yang dianggap dapat menjadi media pendidikan bagi bangsa Indonesia. Tetap bersikap informatif, hati-hati, dan kritis adalah suatu bentuk sumbangan pemikiran dan informasi yang semoga dapat turut menyelamatkan langkah bangsa Indonesia.

Sekali lagi selamat dan semoga sukses membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera merata dan disegani di dunia internasional.

Do'a prajurit perang fikiran dan keringat dan darahnya akan terus diabdikan untuk bangsa Indonesia.

Salam Intelijen
Senopati Wirang  

Read More »
17.24 | 0 komentar

Sabtu, 18 Oktober 2014

Siaga Satu Penggalangan Rusia terhadap BIN !

Artikel ini telah dipersiapkan sejak lama ketika beberapa jaringan Blog I-I mendapatkan bocoran dari CIA tentang rencana strategis Rusia membangkitkan sentimen anti neoliberalisme kapitalisme dan kebangkitan komunisme di Indonesia (baca anti AS dan Barat) karena perkiraan strategis bahwa dunia kembali berada dalam kondisi Perang Dingin karena masalah geopolitik, energi, dan persaingan ekonomi. Penundaan publikasi artikel ini adalah menunggu bukti-bukti faktual langkah-langkah Rusia di Indonesia. Tentunya masih segar dalam ingatan seluruh komunitas Intelijen Indonesia tentang kasus Letkol Johanes Baptista Susdaryanto yang menjadi agen KGB pada era Perang Dingin. Kita semua perlu merenungkan makna salah satu judul pidato Bung Karno: JAS MERAH yakni Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah.

Saya akan mengawali artikel ini merujuk pada informasi CIA bahwa Rusia secara aktif melakukan penggalangan kepada BIN. Model penggalangan yang dilakukan SVR (Sluzhba Vneshney Razvedki) adalah sama saja dengan model penggalangan CIA pada era BAKIN ketika membentuk Unit Pelaksana 01 (semacam Directorate Operation / DO model CIA) yakni melalui kerjasama pelatihan dan pendidikan yang membidik sebanyak-banyaknya anggota BIN untuk mengikuti pelatihan oleh SVR.

Kata kuncinya adalah SVR menargetkan jumlah anggota BIN yang dilatih Rusia dalam jumlah besar dan bergelombang dalam waktu beberapa tahun. Dari sanalah akan dilakukan proses rekrutmen dengan membidik anggota-anggota BIN yang potensial sebagai agen SVR. Apa bedanya dengan pelatihan dan pendidikan oleh lembaga-lembaga intelijen lain, seperti CIA, BND, ASIS, ASIO, Mossad, Intelijen China, Intelijen Negara ASEAN, Intelijen Negara-negara Arab dll? Bedanya adalah pada niat merekrut anggota BIN melalui pelatihan yang diatur sedemikian rupa terstruktur dan sistematis sehingga dalam waktu 5 tahun secara total anggota BIN yang dilatih dapat mencapai seratusan orang lebih. Dari sana SVR dapat menilai siapa-siapa yang berpotensi untuk direkrut (pintar dan punya akses). Apabila SVR berhasil merekrut 1 orang saja anggota BIN, maka hal ini sudah menjadi malapetaka. Apalagi dengan tersedianya stock yang besar anggota BIN yang tercatat dalam daftar list target SVR, maka secara teori jumlah anggota BIN yang dapat direkrut akan lebih dari 1 orang.

Model rekrutmen SVR ini dapat dibandingkan dengan ASIO dan ASIS melalui kursus bahasa Inggris yang juga menargetkan untuk mengakses sebanyak-banyaknya anggota BIN. Sedangkan CIA sendiri sampai saat ini lebih memperhatikan akses kepada unit-unit counter-terrorism BIN dengan memperluas aksesnya melalui kerjasama operasi dan pelatihan. Ada yang salah dan rusak dengan BIN dan hal ini kurang disadari karena kelemahan yang luar biasa dalam membangun postur intelijen yang kuat, profesional, dan disegani. Kepentingan Australia dan Amerika terhadap Indonesia sudah dapat ditebak terkait dengan kepentingan ekonomi, stabilitas kawasan, kerjasama antar negara serta adanya keinginan terpendam agar Indonesia terus melaju menjadi negara demokrasi liberal yang berkarakter sama dengan Barat sehingga dapat menjadi sekutu Barat. Untuk meraba kepentingan Rusia, Intelijen Indonesia harus melihat kepada karakter khusus SVR yang fokus kepada spionase di luar negeri (sama dengan CIA) artinya menjadi kewajiban SVR untuk dapat merekrut agen dari negara-negara yang menjadi target.

Salah satu alasan BIN mengirimkan anggotanya untuk dilatih intel asing adalah untuk "menimba ilmu" yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam pekerjaan BIN. Namun sesungguhnya Ilmu intelijen tidak lagi khas milik lembaga intelijen, melainkan telah banyak diadopsi dan dikembangkan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi maupun bisnis swasta. Untuk meningkatkan kemampuan analisa anggota BIN misalnya dapat menempuh studi Kajian Intelijen Stratejik di UI.

Dalam proporsi yang wajar, sesungguhnya pelatihan intelijen sangat diperlukan oleh insan intelijen Indonesia baik yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun sudah waktunya BIN membangun sistem pendidikan dan pelatihan yang lebih baik sehingga tidak mudah meneteskan air liur ketika mendapatkan tawaran pendidikan dan pelatihan dari lembaga intel asing. Dalam pengalaman di masa lalu ketika berlatih dengan CIA, KGB, Mossad dan lain-lain, sesungguhnya tidak ada yang baru atau lebih hebat dari sistem pendidikan dan pelatihan intelijen yang dimiliki oleh Pusintelstrat, Pusdik Intel TNI, dan Pusdiklat BAKIN. Pada waktu itu, BAKIN mengirimkan anggotanya untuk dilatih dalam rangka memberikan pengalaman saja dan jumlahnya sangat terbatas dan secara tegas menolak pelatihan yang secara sistematis membuat anggota-anggota BAKIN terekspos dalam jumlah besar sebagaimana sistem yang sedang dijalankan SVR saat ini.

Blog I-I memperkirakan, kerusakan dalam sistem pengamanan personil BIN tersebut akan mulai terasa besar dampaknya ketika murid-murid didikan intelijen asing mulai menduduki jabatan strategis.

Apabila informasi Blog I-I ini keliru, mohon ma'af. Tetapi ada baiknya Pimpinan BIN menghitung kembali sudah berapa anggota BIN yang ditarget oleh SVR dalam sistem pendidikan dan pelatihannya, silahkan dijumlah sejak beberapa tahun silam dan perhatikan grafik peningkatannya. Bahkan Blog I-I menganjurkan agar mereka-mereka yang telah selesai dari pendidikan SVR diuji kembali kesetiaannya dalam wawancara khusus dan tes kebohongan. Untuk lebih adilnya, hal yang sama dapat diterapkan kepada mereka-mereka yang pernah dilatih CIA, ASIS, ASIO, Mossad, dll. Hal ini untuk strategi masa depan Intelijen Indonesia sendiri agar lebih mandiri dan dapat dipercaya dalam mengemban amanat bangsa Indonesia di bidang intelijen.

Menyikapi kerusakan pengamanan personil BIN dari infiltrasi intelijen asing yang masif, terstruktur dan sistematis tersebut, maka komunitas Blog I-I bersama ini menyampaikan desakan kepada Pemerintah RI, DPR-RI, dan Pimpinan BIN sbb:

  1. Anggaran BIN agar dinaikkan dalam rangka pengembangan organisasi dan khusus untuk peningkatan kapasitas profesionalisme anggota BIN agar diadakan anggaran khusus pendidikan dan pelatihan yang lebih besar supaya tidak tergantung kepada pendidikan dan pelatihan dari intelijen asing. 
  2. Seluruh pendidikan dan pelatihan di luar negeri agar segera dievaluasi dan dilakukan penyegaran nasionalisme Indonesia kepada anggota BIN yang memperoleh didikan intelijen asing.
  3. Komunikasi BIN dengan Intelijen Asing agar dipastikan hanya melalui satu pintu, pelanggaran terhadap sistem ini harus dikenakan sanksi.
  4. Tawaran belajar bahasa asing sebaiknya ditolak karena dapat dengan mudah ditempuh di lembaga-lembaga pendidikan bahasa baik di dalam maupun luar negeri secara mandiri. Hentikan mentalitas mumpung ada gratisan dari intelijen asing yang sebenarnya ingin melakukan perekrutan agen. 
  5. Peningkatan sumber daya manusia BIN melalui pendidikan dan pelatihan agar lebih mandiri dengan peningkatan kualitas Guru Intel (Gurint) dari anggota-anggota BIN yang berpengalaman.
  6. Khusus terkait SVR, ingat kasus Letkol Susdaryanto dan jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah.

Demi keselamatan bangsa dan negara Republik Indonesia, mohon kepada komunitas Blog I-I untuk melaporkannya kepada Pimpinan BIN, Presiden RI, dan Komisi- I DPR-RI.

Semoga bermanfaat,
Salam Intelijen
Senopati Wirang

Read More »
02.45 | 0 komentar

Jumat, 17 Oktober 2014

Selamat Pak Jokowi, Selamat Pak Prabowo, Selamat Bangsa Indonesia

Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo pagi hari ini sedikit banyak membawa kelegaan bagi rakyat Indonesia bukan karena untuk meredakan ketegangan, bukan suatu rekonsiliasi krn memang tidak perlu ada rekonsiliasi, melainkan simbolisme kenegarawanan Jokowi dan Prabowo yang tidak pernah ditunjukkan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya. Banyak pihak yang selama ini mencibir kedua tokoh tersebut harus mengakui bahwa mereka berdua adalah tokoh bangsa yang pantas memimpin negeri ini. Tulisan singkat ini hanya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Jokowi selaku Presiden terpilih dengan santunnya mendatangi rumah Pak Prabowo, dan selamat kepada Pak Prabowo yang dengan tulus menerima kedatangan Pak Jokowi. Pernyataan-pernyataan kedua tokoh juga sangat baik untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Akhirnya hal ini merupakan kemenangan bangsa Indonesia yang meskipun memiliki pandangan politik yang berbeda-beda dapat melihat kedewasaan berpolitik para tokoh nasional yang menjadi harapan kita semua.

Hanya satu hal yang perlu diingat bangsa Indonesia, bahwa sistem politik dengan oposisi murni akan sangat baik dan sehat sebagai checks and balances karena masing-masing pihak akan sangat berhati-hati dan akan berusaha keras berjuang untuk kepentingan rakyat. Kehati-hatian tersebut juga dalam soal sikap perilaku dan ketulusan dalam mengabdi kepada bangsa dan negara, kasus korupsi secara teori akan menurun tajam karena masing-masing pihak saling mengawasi secara serius.

Berhati-hatilah dengan petualang politik yang jelas tidak memiliki pijakan ideologi, yang berperilaku menguntungkan diri sendiri dengan berpura-pura atas nama rakyat. Awasilah dengan serius baik melalui mekanisme internal partai maupun melalui pengawasan publik dan lain-lain. Perhatikan bagaiamana seseorang berpolitik, apabila ia berkali-kali kutu loncat dan bersikap seolah-olah membela rakyat dengan sikap arogan menghina sana-sini, maka waspadailah karena boleh jadi kepercayaan dirinya dibangun oleh konspirasi kelompok tertentu yang ingin membawa perubahan sesuai agenda kelompok. 

Demikian catatan singkat Blog I-I
Semoga bermanfaat
Senopati Wirang  

Read More »
03.16 | 0 komentar

Kamis, 16 Oktober 2014

Demokrasi: Menghormati Perbedaan Pandangan

Tulisan ini berupaya untuk obyektif dalam menilai dinamika politik yang belakangan ini sering dinilai secara sepihak dalam sudut pandang yang sangat sempit bahkan cenderung mempertajam "permusuhan" antara kekuatan-kekuatan politik yang ada. Tidak seperti propaganda opini mengatasnamakan rakyat yang dikembangkan oleh Media Group sebagaimana dapat kita saksikan melalui Metro TV maupun kita baca melalui Media Indonesia (MI), jaringan Intelijen Indonesia secara teliti mencatat setiap polemik politik nasional yang berkembang baik secara terbuka maupun tertutup. 

Tulisan ini tidak bermaksud mendiskreditkan Media Group yang membabi buta menuduh kekuatan politik yang bergabung dalam Koalisi Merah Putih dengan berbagai sebutan-sebutan (name calling) seperti "BALAS DENDAM", "HAUS KEKUASAAN", "BAGI-BAGI KEKUASAAN", dan puluhan sebutan lainnya yang dapat kita kutip langsung dari editorial maupun pernyataan-pernyataan Dewan Redaksi Media Group yang sudah jauh dari sikap profesional jurnalistik yang berimbang.

Fakta-fakta

Contoh Editorial MI berikut ini hanyalah sebagian kecil dari rangkaian propaganda yang tidak memperhatikan bahwa masyarakat memerlukan berita yang faktual dan akurat, bukan pengembangan opini sepihak yang mempertajam "kebencian" sesama anak bangsa.

  • Editorial MI (30/9/2014) Mengakhiri Politik Balas Dendam
  • Editorial MI (3/10/2014) DPR Baru yang Bikin Malu
  • Editorial MI (9/10/2014) Koalisi Terkuat dengan Rakyat
  • Editorial MI (10/10/2014) Rakyat Mengawal Pelantikan Jokowi
  • Editorial MI (14/10/2014) Kabinet yang Tulus
  • Editorial MI (16/10/2014) Rekonsiliasi tanpa Transaksi
Dalam berbagai siaran Metro TV juga sering terdengar suatu sudut pandang yang sangat sinis dan memojokan posisi Koalisi Merah Putih yang sering juga diplesetkan menjadi Koalisi Prabowo. 

Realita Politik Indonesia

Kita tidak dapat melupakan realita politik dimana rakyat Indonesia yang menjadi konstituen atau pemilih dalam pileg dan pilpres 2014 telah memberikan suaranya dengan komposisi yang cukup seimbang, dengan kemenangan tipis suara kubu Jokowi-JK dalam pilpres dan kemenangan suara Koalisi Merah Putih dibandingkan dengan Koalisi Indonesia Hebat. Mengapa realita tersebut mencoba dikaburkan dengan teknik propaganda labelling dan name calling yang membuat kubu Koalisi Merah Putih yang juga didukung oleh puluhan juta rakyat Indonesia menjadi terpojok seolah bagai pesakitan anti demokrasi?

Hal ini sangat tidak sehat bagi demokrasi, karena prinsip dasar demokrasi adalah saling menghormati perbedaan pandangan. Dimana meskipun kubu Koalisi Merah Putih memilih untuk menjadi OPOSISI tidak berarti mereka pecundang yang dituduh tidak legowo. Dalam kaitan menghormati pandangan yang berbeda, tentunya jaringan Intelijen Indonesia juga menghormati propaganda-propaganda yang membabi buta menyudutkan Koalisi Merah Putih. Hanya saja apabila propaganda tersebut tidak dihentikan, maka dampaknya akan dalam bagi bangsa Indonesia dimana sebagian pihak yang kurang percaya diri akan termakan oleh propaganda tersebut dan sebagian yang memiliki keyakinan ideologis akan semakin dalam melahirkan rasa tidak suka. Terlebih Media Group dalam berbagai perbincangan tertutup diketahui dikuasai kelompok tertentu yang menyudutkan umat Islam seperti pernah diungkapkan mantan wartawan dan Editorial MI seperti Edy A. Effendi, bahkan jaringan Intelijen Indonesia di Media Group juga memberikan konfirmasinya.

Demokrasi, Pemerintah dan Oposisi Murni 

Menjadi harapan kita bersama bahwa Pemerintah dapat segera bekerja dengan baik dan memenuhi janji-janjinya. Menjadi harapan kita pula bahwa Kelompok Oposisi memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk mengawasi jalannya Pemerintahan dan bersiap-siap untuk mengambil alih kekuasaan apabila Pemerintah melakukan pelanggaran hukum yang tidak dapat ditolerir. Hal itu justru akan menguntungkan seluruh rakyat Indonesia, karena akhirnya Indonesia memasuki era oposisi murni yang akan sehat bagi demokrasi. 

Sehatnya suatu pemerintahan adalah apabila tidak ada persekongkolan antara eksekutif dan legislatif sebagai sering terjadi selama ini yang tercermin dari sejumlah kasus korupsi. Dengan adanya oposisi murni, maka kekuatan legislatif dan eksekutif akan saling menyandera secara positif yang akan menghindari terjadinya praktek-praktek korupsi atau penyimpangan yang lainnya. Artinya semua pihak akan sangat hati-hati dalam melangkah. 

Oposisi yang menjegal kebijakan Pemerintah yang baik akan kehilangan pamor di mata rakyat, namun oposisi yang diam manakala pemerintah melakukan kekeliruan juga akan kehilangan pamor, terlebih oposisi banci yang berubah-ubah pikiran dukung sana dukung sini, itulah sebabnya Mbah Maimun sangat kecewa dengan para elit politik PPP yang tampak kurang percaya diri dan kurang mampu memposisikan diri secara baik. Kita membutuhkan Oposisi yang kuat sebagaimana tampak dalam sosok Koalisi Merah Putih, namun kita juga menghendaki Pemerintahan yang efektif dan bersih yang tidak diganjal oleh kepentingan kelompok. Hal ini sesungguhnya sangat terang-benderang dapat kita saksikan nanti, bukan di-opinikan sejak dini seolah-olah ada suatu skenario-skenario yang akan menghambat kemajuan Indonesia. 

Jokowi-JK boleh jadi telah dimenangkan oleh MK secara meyakinkan hanya dengan selisih 8 juta suara, sementara fakta dukungan suara rakyat jelas terpecah hampir 50-50 yang tentunya harus menjadi kehati-hatian bagi kita semua dalam menjaga persatuan bangsa. Ujian Kemenangan Jokowi-JK yang pertama akan tampak dari komposisi kabinet yang akan diumumkan minggu depan. Jaringan Intelijen Indonesia tidak akan merecoki siapa-siapa yang akan dipilih menjadi anggota kabinet, namun bila diperkenankan berpendapat hanya akan melihat siapa yang akan dipilih menjadi Kepala BIN. 

Dari sejumlah kandidat Kepala BIN seperti Jenderal Budiman, Jenderal Fachrul Rozy, DR. As'ad Said Ali, Marsekal Madya Ian Santoso Perdanakusumah, Marsda Maroef Sjamsoeddin, dan Mayjen Erfi Triasunnu  akan mencerminkan siapa yang berpengaruh dalam Pemerintahan Jokowi. Apakah Jokowi sendiri, ataukah Ibu Mega, ataukah Luhut Panjaitan, ataukah Hendropriyono, ataukah Jusuf Kalla? Seluruh jaringan Intelijen Indonesia akan segera memahami peta kekuatan tersebut dan beradaptasi tentunya, sehingga tidak ada yang dikhawatirkan.

Namun bagaimana dengan janji pembentukan "kabinet kerja" yang akan disusun Jokowi-JK? Apabila minggu depan kita temukan nama-nama yang tidak kredibel, meragukan, atau bahkan kontroversial dan bermasalah, maka itu akan menjadi makanan empuk Oposisi. Bukankah hal itu akan baik bagi rakyat, karena Jokowi-JK tidak dapat sembarangan dalam memilih orang termasuk dalam membuat kebijakan. 

Rakyat bukan mendukung orang yang menjadi pemimpin, tetapi rakyat memiliki kepentingan agar para pemimpin melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya. Sungguh-sungguh mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara dan bukan pencitraan atau menjual mimpi yang akan segera menguap dalam teriknya panas suhu Indonesia belakangan ini. 

Mohon kepada para pengamat juga lebih obyektif dan cerdaslah bila anda memang sungguh-sungguh mengklaim diri sebagai akademisi atau sebagai pengamat. Amat-amatilah setiap gerak langkah para pemimpin kita baik di cabang eksekutif maupun legislatif dan berikanlah pandangan anda berdasarkan fakta dan bukan keinginan atau hasrat anda dalam beropini yang berat sebelah. Karena tugas anda para pengamat adalah juga sebagai agen perubahan, agen yang mempengaruhi dan agen pendidikan politik bagi rakyat Indonesia yang saat ini cukup galau dalam ketidakyakinan akan langkah Indonesia ke depan.

Kepada media massa, janganlah mempertajam permusuhan, tetapi bangunlah pengertian-pengertian yang lebih positif dalam semangat Indonesia tentunya tetap berdasarkan pada fakta-fakta yang ada, sehingga tidak akan tampak sebagai alat propaganda murahan yang merusak bathin rakyat Indonesia.

Mohon maaf dan pengertian kepada semua pihak yang dibahas dalam tulisan singkat Blog I-I. Tidak ada maksud untuk menjatuhkan atau memojokkan siapapun yang juga merupakan bagian dari elemen bangsa Indonesia. Bila anda memiliki pandangan, tentunya jutaan rakyat Indonesia juga memiliki pandangan yang belum tentu sama, hormatilah dan bila anda tidak setuju sanggahlah dengan argumentasi atau pembelaan yang masuk akal yang didukung oleh fakta.

Selamat datang demokrasi Indonesia yang sesungguhnya, semoga Pemerintah dan Oposisi yang seimbang membawa berkah kepada rakyat Indonesia dan bukan membawa petaka. Kuncinya adalah bahwa rakyat memiliki kepentingan yang sederhana yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan rakyat yang terwujudnya harapan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju sejahtera bermoral merata adil dan makmur.

Semoga bermanfaat
Senopati Wirang

Read More »
06.51 | 0 komentar

Selasa, 07 Oktober 2014

Dampak Dinamika Politik Nasional kepada Dunia Intelijen Indonesia

Apa yang belakangan ini digambarkan oleh media massa sebagai kisruh politik, sandiwara politik, pertarungan demi kekuasaan, lobby penguasaan sektor strategis, kelanjutan perpecahan bangsa akibat pilpres 2014, politik bagi-bagi kekuasaan, Koalisi Indonesia Hebat VS Koalisi Merah Putih, dan berbagai polemik yang dikemukakan oleh sejumlah pengamat yang sebagian besar bias dan cenderung memiliki posisi yang kurang dapat diyakini obyektifitasnya adalah DINAMIKA politik nasional kita yang perlu diperhatikan secara seksama dan hati-hati. Hal ini bukan hanya demi keberlangsungan pembangunan Indonesia yang kita cita-citakan menjadi negara maju yang sejahtera dan bermoral, melainkan juga demi keutuhan persatuan Indonesia.

Sebelum saya membahas dampak dinamika politik nasional terhadap dunia intelijen Indonesia, ada baiknya saya paparkan beberapa hal yang akan menyinggung hati kita semua dan membuka mata kita betapa kelukaan pertarungan politik dapat menjerumuskan kita ke dalam jurang keterbelakangan yang akan menunda tercapainya Indonesia Raya yang kita cita-citakan bersama.

Pada tahun 2004 bangsa Indonesia melalui sistem politik yang telah mengalami proses perubahan atau reformasi yang dimulai tahun 1998, memutuskan untuk melakukan pemilihan Presiden langsung. Sebuah keputusan berani yang akan meninggalkan praktek politik elit yang menjauhkan pemimpin dengan rakyatnya. Namun keputusan tersebut juga mengandung resiko terjadinya perpecahan bangsa apabila suara rakyat juga terpecah secara tajam dengan perbedaan yang tipis seperti yang baru saja terjadi. 

Mengapa perpecahan bangsa menjadi potensi yang patut kita cermati dan hindari? Hal ini karena sikap bathin bangsa Indonesia yang belum sepenuhnya demokratis, egaliter, dan sungguh saling menghormati. Sikap bathin bangsa Indonesia yang beratus tahun dipecah belah penjajah asing adalah cenderung untuk saling tidak menghormati, saling membenci dan curiga, yang tercermin dengan saling menghina dan saling jegal dengan segala cara melalui fitnah dan propaganda hitam yang semakin memperdalam sikap "berseberangan" antar kelompok.

Beberapa hal yang sangat menyakitkan kita sebagai bangsa misalnya sebutan-sebutan yang merendahkan dari para calon Presiden, sbb:
  1. Calon nomor 1 dicela dan dicemooh dengan sebutan-sebutan: Si Wowo, Prahara (Prabowo - Hatta Rajasa), Haus Kekuasaan, Tidak Legowo, Anti-Minoritas, Pelanggar HAM, Penculik, Dipecat dari TNI, Gallery of Rogues Kebangkitan Bad Guys, Organized Crime, Trouble Maker, Stop Prabowo Now!, Wowo Gagal Maning Gagal Maning, Anti Kristen, Anti Cina, Emosional, Ultra Nasionalis, Anti Investasi Asing, Politik Dagang Sapi, dst.   
  2. Calon nomor 2 dicela dan dicemooh dengan sebutan-sebutan: Jokoplak (Si Joko Koplak), Capres Boneka, Capres Pembohong, Ir. Herbertus Joko Widodo (Oey Hong Liong), Topeng Pencitraan, Busway Karatan, Antek Asing, Mafia Cina, Sang Pendusta, Partai Salib, Komunis, Antek Zionis, Jokowi Sinting, PDIP Penampung PKI, Jejak Hitam Megawati, Kacung Neolib, Revolusi Mental = Revolusi Komunis, Pendukung Syiah, Tidak Amanah, dst.
Begitu banyak hal-hal negatif yang mewarnai benak kita selama pelaksanaan kampanye pilpres 2014 yang masih membekas dalam yang menyebabkan terjadinya polarisasi politik yang tajam hingga ke masyarakat akar rumput. Meskipun belakangan Pemerintah dan sebagian masyarakat mengeluarkan himbauan-himbauan yang bernuansa damai demi persatuan bangsa, namun dalam analisa intelijen hal itu sudah mencapai titik yang sulit diperbaiki karena hakikatnya kita sebagai bangsa belum sungguh-sungguh dewasa dalam berdemokrasi. Meskipun saat ini suasana politik relatif lebih tenang, namun sesuai trias politika eksekutif, legislatif, dan yudikatif, kita akan melihat kelanjutan pertarungan yang akan terus diwarnai oleh polemik yang cenderung terpolarisasi sehingga akan sulit dan jarang kita mendengarkan pendapat yang obyektif. Sungguh sayang seribu sayang dimana para pengamat politik kita juga sudah jelas terpolarisasi ke dalam simpati-simpati politik yang seharusnya tidak perlu terjadi karena tugas pengamat adalah meletakan persoalan pada tempatnya dan menganalisanya secara obyektif.

Jaringan Intelijen Indonesia sudah memetakan secara lengkap polarisasi politik yang terjadi di negeri ini guna memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Secara bertahap pun telah bertemu dan berbicara dengan beberapa pengamat yang masih dapat bersikap obyektif dan melalui tulisan ini menghimbau seluruh pengamat politik yang sering muncul di TV maupun media lainnya untuk berkaca dan menempatkan diri pada sisi yang sungguh-sungguh imparsial dan tidak memihak dengan komentar-komentar yang menyesatkan publik. Minimal hindari sikap "menyerang" atau menuding pihak tertentu dengan pandangan tertentu, tetapi mulailah berupaya memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih akademis dan logis yang akan mencerdaskan masyarakat Indonesia. Rakyat Indonesia tidak membutuhkan pandangan-pandangan yang semakin memperkeruh suasana dan memperdalam "permusuhan" yang berlandaskan pada perbedaan politik.

Sekarang saya akan mengungkapkan dampaknya kepada dunia intelijen. 

Kewaspadaan
Jaringan Intelijen Indonesia yang secara mantap telah lama masuk ke dalam lingkaran pertama kubu Jokowi dan Prabowo jelas memiliki peta yang lengkap tentang berbagai situasi yang terjadi. Namun sebagai tanggung jawab moral, kami tidak akan mengungkapkan secara detail betapa kedua kubu melakukan berbagai kekeliruan atau blunder politik dengan terlibatnya "ASING" di kedua kubu. Apa yang terjadi di Washington DC terkait politik nasional Indonesia yang dilakukan kedua kubu tercatat lengkap dalam jaringan Intelijen Indonesia. 

Meskipun Blog Intelijen Indonesia pernah mengungkapkan bahwa AS tidak terlibat dalam upaya mempengaruhi jalannya pilpres 2014, namun tidak menutup kemungkinan bahwa secara taktis dan strategis telah mempengaruhi melalui tim konsultan maupun individu yang memberikan dukungan kepada kedua kubu. Kemudian jangan lupa pula bahwa China telah menjadi negara besar yang mulai bersikap seperti AS dengan pengaruh-pengaruh yang akan menguntungkan China. Namun lagi-lagi kami tidak dalam posisi memperkeruh keadaan dengan pengungkapan yang tidak perlu karena toh hal itu akan terlalu dalam dan berlapis-lapis yang niscaya akan menghabiskan waktu kita.

Intinya Intelijen Indonesia menghimbau kepada Koalisi Indonesia Hebat maupun Koalisi Merah Putih untuk tetap waspada terhadap anggota-anggota anda yang mengambil keuntungan dari situasi politik dan digerakkan oleh kepentingan asing.

Internal Intelijen Sipil dan TNI
Perpecahan yang cukup tajam juga terjadi dalam tubuh intelijen sipil (BIN) dan TNI baik BAIS maupun Detasemen Intelijen di berbagai daerah. Meskipun pimpinan tertinggi di BIN maupun TNI secara tegas telah memerintahkan sikap NETRAL, namun tidak terhindarkan terjadinya simpati-simpati individual maupun kelompok yang menyebabkan laporan intelijen menjadi kurang obyektif. Apabila tulisan dibaca oleh pimpinan intelijen maupun TNI sudah pasti akan dibantah karena tidak kondusif bagi keutuhan lembaga, namun demi perbaikan kami ingin menegaskan pentingnya profesionalisme dan netralitas murni intelijen yang idealnya tidak mengurusi politik kecuali pada aspek keamanan nasional dan keutuhan dan keselamatan bangsa Indonesia.

Kelompok perwira tinggi yang melihat Presiden SBY sebagai kapal yang sebentar lagi karam bukanlah pandangan yang dimiliki segelintir orang, melainkan juga dirasakan oleh banyak perwira tinggi. Kemudian pandangan yang melihat Jokowi maupun Prabowo sebagai figur pimpinan nasional yang dapat menguntungkan kelompok intelijen tertentu juga merupakan kewajaran sebagai suatu pertarungan kekuasaan. Bahwa sekarang Jokowi dan JK telah ditetapkan sebagai Presiden dan Wapres terpilih tentunya dapat membuat para simpatisannya di dunia intelijen melihatnya sebagai "kesempatan" emas. Namun perlu disadari bahwa pertarungan politik tampaknya belum akan reda dan bahkan berpotensi untuk semakin tajam manakala terjadi suatu kondisi politik atau kebijakan kontroversial yang kembali memicu terjadinya kemacetan politik yang berdampak luas kepada pembangunan. Selain itu, simpatisan Prabowo juga tentunya tidak akan mengundurkan diri dari dunia intelijen dan akan tetap bersikap kritis terhadap setiap gerak langkah pemerintahan Jokowi nantinya.

Sehingga pimpinan intelijen perlu untuk mempersatukan insan intelijen ke dalam semangat nasionalisme Indonesia yang berpihak kepada rakyat dan bukan kepada kekuatan politik yang akan terus bertarung selama lima tahun ke depan.

Bagi jaringan Intelijen Indonesia bahwa ada simpati-simpati individual insan intelijen adalah manusiawi, yang penting tidak sampai melangkah jauh menjadi dukungan operasi intelijen untuk politik kekuasaan sebagaimana biasa terjadi di masa lalu terjadi yang menimpa sejumlah politisi atau aktivis yang dianggap sebagai musuh Pemerintah. Intelijen bukan alat kekuasaan! Intelijen adalah alat negara di bidang intelijen dengan menyediakan informasi dan analisa intelijen yang akurat dan cepat khususnya terkait dengan isu-isu strategis yang mengancam perjalanan bangsa dan negara Indonesia.

Masa Depan
Perlu segera dipikirkan untuk memastikan bahwa Intelijen tidak terlibat dalam politik dalam arti dukungan kepada kandidat Presiden/Wapres maupun kepada Partai Politik. Hal ini harus segera diatur dalam UU Intelijen yang memerlukan banyak revisi karena ruang lingkup kegiatan intelijen yang terlalu luas. Selain itu, hal lain yang juga sangat penting adalah perbaikan sumber daya intelijen yang seharusnya menjadi tempat cerdik cendekia dengan pendidikan yang tinggi dan sikap profesional. Bahwa dunia intelijen terkena dampak kisruh politik nasional adalah karena sumber daya manusia yang sangat rendah dan sikap kurang profesional yang menyebabkan kinerjanya menjadi tergantung pada upaya mencari kesempatan dari pada bekerja secara tekun dan meningkatkan kapabilitas dirinya.

Demikian, sekiranya ada yang kurang berkenan mohon maaf kepada seluruh Insan Intelijen resmi yang tulus bertugas untuk rakyat Indonesia 

Senopati Wirang

  



Read More »
16.04 | 0 komentar

Sabtu, 04 Oktober 2014

Selamat Hari Raya Idul Adha 2014

Blog Intelijen Indonesia Mengucapkan:

Selamat Hari Raya Idul Adha 1435 H

Semoga seluruh umat Islam Indonesia mampu menghayati dan mempraktekan makna berqurban, Insya Allah

Salam Indonesia Raya
Senopati Wirang 

Read More »
21.50 | 0 komentar

Jumat, 15 Agustus 2014

Blog I-I Tidak Mendukung Jokowi maupun Prabowo

Disamping komentar yang mempertanyakan netralitas Blog I-I dalam pemilu terkait artikel Stanley Greenberg, terdapat sejumlah email yang bernada intimidasi maupun kritis terhadap Blog I-I, seolah-olah menuduh Blog I-I adalah pendukung Jokowi. Selain itu, juga terdapat beberapa artikel yang dianggap pro Jokowi, seperti artikel Megawati memilih Jokowi, Penyadapan Jokowi, dan Pemberitaan Jokowi, untuk perlu ditegaskan lagi bahwa Blog I-I menjunjung tinggi netralitas intelijen. Bahwa artikel-artikel tersebut kemudian dipublikasikan oleh Blog I-I semata-mata sebagai pembelajaran dan temanya aktual serta faktanya banyak dibaca sahabat-sahabat Blog I-I.

Blog I-I merupakan salah satu media yang mempublikasikan bahwa Prabowo pasti akan diterima Amerika Serikat seandainya menang dalam pemilu. Hal ini perlu Blog I-I lakukan sehubungan dengan adanya upaya kelompok tertentu yang mencoba mendorong keterlibatan AS dalam pemilu Indonesia dengan mengganjal Prabowo melalui isu blacklist Jenderal pelanggar HAM. Perlu sahabat Blog I-I catat bahwa mungkin hanya Blog I-I yang secara gamblang menjelaskan bagaimana bangsa Indonesia sebaiknya menilai blacklist para Jenderal tersebut, baca Blacklist Jenderal Indonesia.   

Namun Blog I-I perlu juga mengakui bahwa prosentase artikel tentang Jokowi lebih banyak daripada Prabowo, namun apabila sahabat Blog I-I baca, maka artikel-artikel tersebut tidak ditujukan sebagai kampanye, melainkan lebih sebagai alternatif cara pandang, misalnya tentang Pemberitaan Jokowi, Blog I-I mengajak masyarakat untuk teliti dan hati-hati dalam melihat pemberitaan Jokowi. Mengapa Kompas, Media Indonesia dan grupnya berulang-ulang mengangkat berita Jokowi bagaikan ingin menghipnotis rakyat Indonesia? Blog I-I dalam artikel tersebut menyarankan ketelitian bagi siapapun ketika membaca koran atau internet, mendengar radio, atau menonton TV. Sementara itu, berita bertubi-tubi tentang sisi negatif Prabowo juga deras bagaikan hujan oleh media-media yang bersebrangan secara politik dengan Prabowo.

Pesan yang ingin disampaikan Blog I-I adalah bahwa itu semua keniscayaan dunia politik demokrasi, dimana dalam persaingan menuju kekuasaan, peranan media dan propaganda sangat penting. 

Pesan lain yang juga sangat penting adalah agar siapapun elit politik dan pendukung di sekelilingnya sadar bahwa kebohongan publik tidak dapat diterima. Sayangnya beberapa pihak di kubu Prabowo maupun Jokowi berhasil meracuni metode kampanye masing-masing yang sudah baik dengan sejumlah insiden kampanye hitam. Dalam kasus ini blow-up kebohongan publik lebih banyak diderita kubu Prabowo karena tekniknya yang kurang halus. Dapat saya katakan masalah ini sangat signifikan, malahan saya juga curiga bahwa mereka yang berpura-pura mendukung Prabowo dengan melakukan kampanye hitam sesungguhnyalah yang memainkan peran menjatuhkan simpati publik kepada Prabowo.

Apabila ada yang menuduh Blog I-I munafik dan berat sebelah kepada salah satu calon, itu adalah hak anda sebagai sahabat Blog I-I yang rajin membaca artikel-artikel Blog I-I, dan Blog I-I sangat berterima kasih atas kritikan tersebut. Ke depannya hal ini akan menjadi evaluasi. 

Kemudian bahwa Blog I-I menegaskan ketiadaan hubungan Blog I-I dengan Gerindra adalah semata-mata karena Blog I-I adalah salah satu media alternatif yang pertama menggunakan salam Indonesia Raya dengan menyerukan kebangkitan Indonesia Raya atau The Great Indonesia. Blog I-I terpaksa mengurangi penggunaan salam Indonesia Raya yang secara bergantian dengan Salam dan Salam Intelijen yang selalu digunakan dalam akhir tulisan Blog I-I dahulu.

Akhir kata, ingin saya sampaikan bahwa Blog I-I paham keburukan dan kebaikan para pihak yang bersaing dalam politik nasional Indonesia. Blog I-I hanya mengintervensi sesuatu yang keterlaluan dalam membohongi publik Indonesia. Selain itu, pada saat artikel Blog I-I dipublikasikan tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Namun begitu, seandainya ada yang terasa kurang pas atau janggal, pintu kritik selalu terbuka untuk perbaikan kualitas artikel Blog I-I di kemudian hari.

Blog I-I adalah pengkritik Pemerintahan SBY bahkan beberapa kali menyampaikan kekecewaan kepada kepeminpinan SBY, namun hal itu dilakukan dilakukan atas dasar niat baik untuk perbaikan. Jadi nanti siapapun yang akan menjadi pimpinan nasional Indonesia harus siap menerima kritikan Blog I-I. Dalam hal ini, Blog I-I bukan guardian angel dari eksekutif yang berkuasa di Indonesia. Blog I-I akan menyuarakan jeritan hati dan amanat rakyat Indonesia.

Salam Indonesia Raya
SW

Read More »
09.16 | 0 komentar

Senin, 11 Agustus 2014

Terima Kasih

Hari ini merupakan hari yang membahagiakan karena semakin banyak masukan baik komentar singkat maupun analisa kepada Blog I-I baik yang secara khusus meminta untuk tidak dipublikasikan maupun yang tidak bahkan saya lihat sangat baik untuk pembelajaran publik.

Reaksi saya yang paling pertama tentunya rasa terima kasih yang tulus atas semua masukan sahabat Blog I-I yang saya yakin sebagian besar merupakan peminat dunia intelijen yang memiliki kepedulian, perhatian, dan minat kepada isu-isu keamanan nasional. Beberapa komentar terbuka yang telah dipublikasikan maupun tidak misalnya tentang penilaian-penilaian terhadap artikel Blog I-I. Beberapa masukan mengingatkan batasan untuk tetap menjaga yang rahasia tetap rahasia, sementara yang lain secara khusus menganalisa pesan tersurat maupun tersirat serta mengkritisi maupun mengapresiasi artikel Blog I-I. 

Tentang batasan dan ranah hukum yang tipis yang mungkin dapat menggelincirkan Blog I-I ke dalam pembentukan opini yang keliru khususnya terhadap lembaga-lembaga resmi intelijen ada benarnya. Blog I-I berharap tidak perlu menjadi whistle blower hanya untuk mendorong lembaga intelijen resmi agar lebih profesional dan terus meningkatkan kapabilitasnya. Mohon sahabat-sahabat Blog I-I tidak bosan-bosannya untuk terus mengingatkan sekiranya Blog I-I mulai berada di tepian resiko yang berkonsekuensi hukum atau harus berhadapan dengan intelijen resmi Indonesia.

Tentang muatan ideologi atau ajaran agama tertentu, mohon maaf sekiranya subyektifitas artikel Blog I-I tidak terhindarkan dimana kecenderungan untuk berada di sisi umat Islam dalam kasus Gaza adalah keniscayaan dari keyakinan penulis. Tentunya tidak dalam semangat Anti Semitisme, melainkan berangkat dari fakta-fakta informasi yang berimbang dimana Blog I-I melihat adanya pertarungan strategi yang pada level taktis telah mewujud dalam bentuk konflik terbuka antara Hamas dan Israel. Dengan pemahaman-pemahaman yang lebih utuh, diharapkan publik Indonesia benar-benar memiliki landasan dalam menyikapi suatu konflik. Dengan demikian, bangsa Indonesia dalam merespon suatu peristiwa internasional benar-benar memiliki landasan yang kuat serta bukan semata-mata didorong oleh solidarisme atau simpati, melainkan berdasarkan perhitungan politik luar negeri dan strategi yang matang. Hal itu juga harus diikuti dengan kalkulasi resiko yang dapat terjadi menimpa bangsa Indonesia.

Tentang sapaan Blog I-I kepada sahabat Bunglon Hitam seorang sahabat memberikan analisa yang baik tentang artikel tersebut bahkan mengenai makna nama Bunglon Hitam. Perlu barangkali diketahui oleh sahabat Blog I-I bahwa nama Bunglon Hitam adalah sebutan yang digunakan oleh salah seorang sahabat Blog I-I yang mengerti banyak tentang dunia intelijen baik karena minat yang sangat tinggi maupun karena banyaknya membaca literatur tentang dunia intelijen, sehingga saya tidak memberikan penamaan. Harapan saya memang kita tidak perlu saling kenal secara dunia nyata, tetapi buatlah nama online anda yang untuk berkomunikasi dan otentikasi dapat dilakukan misalnya dengan memastikan bahwa nama online yang unik tersebut menempel pada suatu Blog atau akun online yang anda kontrol penuh. Saat ini misalnya sangat banyak akun di media sosial lain termasuk di blogger, wordpress, twitter, facebook yang menggunakan nama senopati, senopati wirang, dll yang sepertinya terkait dengan Blog I-I. Saya tidak secara eksklusif mengklaim satu nama online sebagai milik saya karena cloning atau copy paste akan sulit terhindari. Bahkan Blog I-I yang sejak awal lahirnya mempopulerkan kembali salam Indonesia Raya, akhirnya perlu mengurangi penggunaan istilah tersebut setelah adanya Gerakan Indonesia Raya yang kemudian menjadi Partai Politik. 

Kembali kepada artikel singkat Bunglon Hitam, memang benar seharusnya Blog I-I menjelaskan terlebih dahulu perihal Bunglon Hitam itu sebelum tiba-tiba menuliskan tegur-sapa persahabatan dalam bentuk artikel pendek. Bunglon atau Chameleon merupakan salah satu kode klasik yang disematkan kepada mereka yang ahli membuat dirinya tidak mudah terdeteksi yang intinya adalah penyamaran dengan lingkungan. Benar sekali salah satu pendapat sahabat Blog I-I yang menyebutkan bahwa penyelidikan dan penggalangan merupakan cara efektif mencari bahan keterangan yang tentunya harus selalu diiringi dengan pengamanan. Sedangkan kata Hitam, saya melihatnya lebih kepada simbol ketiadaan, militansi, memiliki daya serap informasi, dan membuat penyamaran ganda artinya pada level ini seorang intel akan semakin sulit diketahui jati diri sesungguhnya. Terima kasih lagi kepada siapapun anda yang menyampaikan pandangan yang dalam tentang istilah-istilah yang digunakan dalam artikel Blog I-I. Semoga hal ini dapat mendorong seluruh sahabat Blog I-I untuk memulai dan membiasakan menggunakan nama online yang khas menjadi identitas online anda yang eksis dalam dunia cyber. Hal ini tidak ada bedanya dengan identitas online para hacker yang karena kiprahnya dan suksesnya kemudian melegenda. Tujuan penggunaan nama online dalam jaringan persahabatan Blog I-I hanya untuk melindungi identitas asli anda dan tidak bermaksud untuk menjadi legenda, namun bila anda sangat intens dan serius tentunya dikenal banyak orang di dunia cyber adalah efek samping belaka yang sulit dihindari.

Sahabat Blog I-I yang pernah atau bahkan sering berkomentar, membantu dan senantiasa mengingatkan dan bahkan mengirimkan artikel untuk dipublikasikan dalam Blog I-I, seperti Si Bajil, Hitam-Putih, Ovi, Ovie, Cah Bodho, Stasi, Stella, Plima, Senopati Tanpa Lencana, Senopati Hitam, Tukang Jam, Semut Hitam, Abwehr, Pejalan Kaki, Dimas Petruk, Tentara Langit, Steel, dan masih banyak yang lainnya. Walaupun yang terbanyak adalah memilih menggunakan anonymous, namun kelebihan anonymous yang benar-benar murni tidak diketahui (bisa siapa saja) walau ada IP addressnya, kelemahannya justru dalam semangat pembelajaran dimana dengan nama samaran akun online anda misalnya dengan membuat Blog yang pasif sekalipun akan khas milik anda sebagai seseorang dengan nama samaran online yang khas. Hal ini akan membangun jaringan yang saling independen, tidak dikenal ID aslinya dan tidak saling kenal secara nyata, namun berpotensi membawa perubahan dengan semangat positif memajukan negeri tercinta Republik Indonesia. Semoga misalnya saja rujukan link, komentar, dan diskusi serta kritikan semakin banyak, sehingga kita semua dapat saling belajar, asah asih asuh.

Salam
Senopati Wirang 

Read More »
10.28 | 0 komentar

Senin, 04 Agustus 2014

Kepada Sahabat Bunglon Hitam

Terima kasih atas masukan dan komentar baik yang boleh dipublikasikan maupun yang tidak. Mohon maaf bila saya menjawab beberapa rasa ingin tahu anda melalui artikel yang berarti akan dibaca banyak orang. Saya sangat mengapresiasi siapapun warga bangsa Indonesia yang obyektif dan mau meluangkan waktunya untuk lebih teliti dan jauh dari sikap emosional dalam menyikapi isu-isu sensitif keamanan nasional. Adapun keberadaan Blog I-I sejak awalnya kontroversial karena membawa-bawa nama intelijen, namun hakikatnya apa-apa yang dipublikasikan dalam Blog I-I adalah media edukasi bangsa Indonesia, sehingga tidak pernah bermaksud untuk menggurui intelijen resmi, melakukan operasi propaganda, ataupun melakukan klarifikasi-klarifikasi atas polemik yang berkembang di masyarakat. Terlebih untuk mengembangkan operasi intelijen di social media sebagaimana banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga intelijen di dunia. Hal itu semua berada dalam ranah bidang tugas intelijen resmi dan bukan Blog I-I yang hanya mengandalkan jaringan relawan yang kadang aktif kadang tidak karena kesibukan masing-masing.

Dalam jawaban ini, walaupun akan terbaca normal tentunya sahabat Bunglon Hitam dapat membaca diantara kata-kata pesan bermakna yang merupakan apresiasi tertinggi yang dapat saya sampaikan, tanpa perlu terjadi penciptaan titik komunikasi nyata karena itu merupakan titik terlemah dalam semua komunikasi intelijen. Hanya mereka yang lama mengikuti Blog I-I yang segera paham bahwa yang terpenting dalam membangun bangsa termasuk membangun ketahanan nasional suatu negara semuanya diawali dari diri kita masing-masing di bidang yang paling kita kuasai masing-masing. Apa artinya menjadi intel apabila pekerjaannya sangat jauh dari idealnya seorang telik sandi yang handal yang bekerja always out front. Akan lebih baik menjadi orang biasa yang memiliki akses informasi yang luar biasa bukan?

Mengenai gagasan untuk menulis berbagai isu yang sahabat Bunglon Hitam sampaikan, Blog I-I juga memiliki berbagai keterbatasan hanya sekedar untuk tetap hidup karena sudah beberapa kali dimatikan pihak-pihak yang membenci atau anti Indonesia. Atau dituduh oleh sesama elemen bangsa Indonesia yang kurang mengerti pentingnya edukasi publik di bidang keamanan nasional. Saya akan menghormati dan sangat mengapresiasi siapapun sahabat Blog I-I yang concern dan mau berkontribusi dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu keamanan. Khususnya terkait dengan terorisme, lelah dan sedih rasanya melihat saudara-saudara kita terjebak dalam jebakan konflik geopolitik internasional dan kawasan baik dalam wujud terorisme global maupun ideologi radikal. Sebuah ketidakberdayaan dalam menghadapi kekuatan kapitalisme, liberalisme, dan dominasi kecintaan dunia umat manusia. Sementara mereka yang merasa berjuang dengan jihad tanpa sadar berada dibawah kendali kekuatan yang juga mengabdi untuk urusan duniawi. Namun demikianlah manusia, hanya hidup dari satu kesan kepada kesan lainnya, dari satu persepsi kepada persepsi lainnya, dari satu gambaran kepada gambaran lainnya. Manusia yang mampu hidup dalam multidimensi yang melihat kenyataan dunia bagaikan ahli sufi yang sudah tersingkap hijabnya.

Demikian tegur sapa saya untuk sahabat Bunglon Hitam, semoga tidak bosan-bosannya berinteraksi dan berkontribusi demi kemajuan Indonesia yang bermoral.

Salam
Senopati Wirang

Read More »
08.20 | 0 komentar

Mohon Maaf Bila Memalukan

Kepada seluruh sahabat Blog I-I, pengunjung, pemerhati masalah intelijen dan keamanan nasional, serta Intelijen resmi Indonesia bersama ini saya ingin menegaskan bahwa informasi, opini, dan analisa yang ada dalam Blog I-I adalah tanggung jawab saya sendiri dan tidak ada kaitan dengan lembaga manapun. Sekiranya informasi dan analisa saya masih sempit, kurang tajam, jauh dari harapan, atau bahkan memalukan mohon tidak dikaitkan dengan lembaga manapun karena jaringan Blog I-I bersifat independen, edukatif, dan terbuka dengan masukan dan kritik publik.

Terkait dengan eksistensi ISIS sebagai kelompok yang mengklaim diri sebagai negara karena memiliki persyaratan utama sebuah negara (wilayah, penduduk, pemerintahan), namun tidak memenuhi syarat tambahan yakni pengakuan internasional, saya telah mengungkapkan berbagai kemungkinan dan tidak akan gegabah menuduh pihak-pihak tertentu menjadi dalang di belakang ISIS. Itulah sebabnya dalam analisa saya di artikel mengapa isis tiba-tiba ramai dibicarakan saya sengaja membuka minimal dua alternatif tentang ISIS, yakni:
  1. Sebagai boneka AS, Israel dan Inggris, yang terindikasi dari sikap yang sangat lunak terhadap AS dan Israel khususnya terkait dengan konflik Gaza. Namun karena adanya tuduhan Iran yang merasa ISIS dibentuk AS untuk membatasi pengaruh Iran di Irak dan Suriah, maka logika ISIS sebagai boneka AS dibalik menjadi propaganda Iran karena secara logika menjadi kepentingan Iran untuk melenyapkan ISIS yang mengganggu rezim Syiah di Irak dan Suriah.
  2. ISIS yang mandiri sebagai metamorfosa dari Al Qaida di Irak yang murni menjadi sebuah entitas politik yang menamakan dirinya Daulah Islamiyah di Irak dan al-Sham. ISIS kemudian menjadi maju pesat paska penguasaan kota Mosul yang mana ISIS memperoleh harta rampasan sangat besar khususnya dari Bank Sentral Irak di Mosul. Selain itu, faktor penguasaan ladang minyak yang juga menjadi pemasukan dana segar untuk ISIS juga semakin memperkuat "pemerintahan" ISIS yang ternyata telah memberikan sejumlah pelayanan publik kepada penduduk yang tinggal di wilayah yang dikuasai ISIS.
Dalam kaitan itu, saya tentunya tidak berhak menyampaikan hal-hal sangat sensitif atau rahasia kepada publik karena akan ada konsekuensi hukum yang harus ditanggung. Sehingga saya buka kesempatan kepada masyarakat untuk mempelajari dan mendalaminya sendiri-sendiri. Bila anda meyakini bahwa ISIS itu murni gerakan Sunni radikal yang berbahaya sebagaimana Al Qaida itu adalah hak anda. Namun bila anda meyakini bahwa ISIS tidak lain boneka Israel itu juga hak anda. Bahwa informasi yang beredar di media massa mainstream maupun jurnalisme alternatif menawarkan berbagai alternatif pemikiran, hal itu menjadi tantangan bagi kita semua untuk mencernanya secara hati-hati.

Ingat ! Tidak ada satupun informasi yang saya tuliskan di dalam Blog I-I ini dapat dinilai sebagai informasi intelijen. Saya tidak akan mengklaim diri sebagai pemegang kebenaran informasi, namun hanya sebagai penyampai kabar berita dan analisa yang mudah-mudahan dapat membantu anda dalam melihat atau memahami berbagai persoalan keamanan dan intelijen. 

Atau akan lebih nyaman bila sahabat Blog I-I memperlakukan artikel-artikel dalam Blog I-I sebagai teman minum kopi di pagi hari atau minum teh di sore hari. Serta bacalah dengan hati dan pikiran yang terbuka karena informasi dan analisa blog I-I boleh jadi mengganggu kenyamanan keyakinan anda yang belum tentu benar, dan sebaliknya apa yang ditulis oleh Blog I-I juga belum tentu benar. Karena kebenaran hakiki sesungguhnya hanya milik Yang Maha Benar.

Salam
Senopati Wirang 

Read More »
04.15 | 0 komentar

Minggu, 03 Agustus 2014

HOAX Ancaman Bom ISIS dan Kemungkinan Serangan Teror

Belum lama ini telah beredar ancaman serangan kelompok teroris Indonesia yang berbaiat kepada ISIS, yakni khususnya dari elemen Tauhid Wal Jihad dan sempalan Jamaah Ansharut Tauhid yang memilih jalur kekerasan kembali kepada ajaran Jamaah Islamiyah. Ancaman serangan Bom di Jakarta yang rencananya akan dieksekusi antara tanggal 2 hingga tanggal 12 Agustus 2014 tersebut telah direspon oleh Kepala BNPT, Ansyaad Mbai sebagai isu belaka.

Diperkirakan salah satu penyebab informasi serangan teror bom kelompok yang berafiliasi kepada ISIS tersebut sebagai isu adalah adanya informasi tambahan yang dikaitkan dengan pemilu Presiden/Wakil Presiden yang baru lewat. Padahal siapapun yang menang dalam pemilu 9 Juli 2014, di mata ISIS dan para pendukungnya adalah tetap Pemerintahan Thogut yang wajib diperangi, sehingga isu yang disebarkan secara berantai melalui pesan singkat (sms) dan blackberry messenger tersebut menjadi kurang meyakinkan.

Meskipun demikian, Blog I-I telah mendeteksi kemungkinan terjadinya desepsi di atas desepsi yang memanfaatkan ramainya pembicaraan mengenai ISIS, yang mana apa yang terlihat sebagai hoax akan terjadi sebagai kenyataan. Namun demikian targetnya adalah mengganggu transisi kekuasaan di Republik tercinta Indonesia karena adanya pihak-pihak yang tidak menginginkan NKRI yang stabil dan sejahtera. Pelaku boleh jadi adalah mereka yang siap bunuh diri atas nama ISIS dengan dukungan bahan peledak sederhana namun berdaya ledak besar.

Oleh karena itu, melalui kesempatan ini saya menghimbau kepada seluruh komunitas Intelijen resmi untuk meningkatkan deteksi terhadap setiap kemungkinan serangan teror dari kelompok manapun yang bermaksud mengganggu perjalanan bangsa Indonesia. Rentang waktu kemungkinan terjadinya serangan teror tersebut diperkirakan akan lebih panjang yakni sampai dengan akhir Oktober 2014. Mohon disampaikan kepada Presiden SBY untuk menginstruksikan peningkatan kewaspadaan nasional mengingat beliau akan menanggung malu apabila terjadi kekacauan pada saat transisi Pemerintahan, khususnya pada saat beliau berada di luar negeri. 

Demikian semoga Tuhan senantiasa melindungi Rakyat, Bangsa, dan Negara Indonesia
Senopati Wirang 

Read More »
06.58 | 0 komentar

Sabtu, 02 Agustus 2014

Mengecilkan atau Membesarkan Ancaman ISIS di Indonesia?

Artikel Blog I-I berjudul "mengapa tiba-tiba ISIS ramai dibicarakan?" mengundang banyak masukan melalui email Blog I-I, baik yang bernada kritik maupun yang mendorong Blog I-I untuk terus meningkatkan produksi analisa untuk pembelajaran publik Indonesia tentang dunia intelijen dan ancaman strategis kepada bangsa dan negara Indonesia. Pertama-tama tentunya saya sangat mengapresiasi setiap masukan, krtitikan, dan komentar yang membuat saya berpikir kembali atas setiap kata, kalimat, dan artikel yang saya publikasikan melalui Blog I-I. Khusus kepada para sahabat Blog I-I yang aktif di Pemerintahan baik kalangan intelijen, militer, polisi, maupun BNPT, perlu diketahui bahwa apa-apa yang dipublikasikan oleh Blog I-I diniatkan untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian, tidak ada tujuan lain selain saling asah, asuh, asih dengan berbagai elemen bangsa Indonesia melalui media Blog yang mudah-mudahan berdampak positif bagi masa depan Indonesia.

Artikel ini merupakan klarifikasi atas artikel blog I-I mengenai ISIS yang oleh para pihak yang memberikan masukan agar masukannya tidak dipublikasikan karena menyangkut rahasia negara.


Saya awali dengan klarifikasi bahwa artikel mengenai ISIS tidak bermaksud mengecilkan potensi ancaman ISIS. Sebaliknya artikel tersebut justru ikut membongkar berbagai kejanggalan terkait dengan ISIS yang mengklaim diri sebagai Daulah Islamiyah dibawah pimpinan "Amirul Mukminin" Abu Bakr al-Baghdadi. Sebelum lebih jauh, perhatikan bagaimana kehati-hatian pimpinan Al Qaida, Ayman al-Zawahiri dalam menyikapi ISIS yang antara lain disebutkan dengan berlepas tangan. Tidak ada restu atau dukungan, namun juga tidak ada penentangan dari Al Qaida. Selain itu perhatikan konflik yang berkembang antara ISIS dengan Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaida. Apa sesungguhnya yang sedang terjadi di tanah al-Sham dan Irak? ISIS merupakan metamorfosa dari kelompok perlawanan rakyat Irak sejak pendudukan AS yang kemudian bergabung dengan Al Qaida in Iraq (AQI) yang sebelumnya taat dan berbaiat kepada Al Qaida. Namun setelah mengalami kemajuan pesat dalam penguasaan wilayah di Irak dan Suriah (didukung oleh bergabungnya sebagian kelompok perlawanan di Suriah), AQI berubah menjadi ISIS dan melakukan klaim politik sebagai Negara Islam di Irak dan Sham.

Peta wilayah yang dikuasai ISIS (sumber BBC)



Kemudian perhatikan sikap dan pandangan resmi Arab Saudi terhadap ISIS. Salah satu pernyataan resmi Pemerintah Arab Saudi terkait ISIS adalah pernyataan Raja Abdullah pada 1 Agustus 2014 yang mengecam aksi kekerasan pembunuhan dan mutilasi orang-orang tidak bersalah oleh kelompok militan Islam, serta menyerukan para ulama Islam untuk mencegah pembajakan ajaran Islam oleh kelompok militan. Meskipun Raja Abdullah tidak menyebutkan nama kelompok militan, namun pernyataan tersebut jelas mengarah pada ISIS yang belakangan ini melakukan aksi-aksi brutal terhadap sesama Muslim yang tidak mendukung ISIS di wilayah yang dikuasainya. Namun demikian, informasi yang menyebutkan adanya bantuan keuangan dari orang-orang kaya Arab Saudi, Kuwait dan negara-negara teluk lainnya perlu diperhatikan karena bagaimanapun juga kelompok Sunni di Timur Tengah bersimpati dengan perjuangan kelompok Sunni di Suriah maupun di Irak.

Selanjutnya perhatikan kebijakan Iran yang mengirimkan 2000 pasukan membantu Pemerintahan PM Nuri al-Maliki di Irak dalam menghadapi ISIS. Iran sendiri tampak bersikap mendua dalam menyikapi ISIS karena sebagaimana Al Qaida yang tidak pernah menyerang kepentingan Iran, ISIS sebelumnya ketika masih AQI juga tidak pernah menyerang Iran sesuai dengan kebijakan Al Qaida yang antara lain dalam rangka mendapatkan bantuan militer. Iran juga pernah menuduh AS berada dibelakang ISIS yang bertujuan memelihara konflik Sunni - Syiah dan melemahkan pemerintahan Syiah di Baghdad yang dipimpin PM Maliki. Dalam hal ini kelompok ISIS berhadapan melawan pasukan pemerintah Irak dan pemerintah Suriah dalam perebutan beberapa wilayah dan kota di kawasan Irak dan Suriah.

Kompleksitas persoalan ISIS semakin tambah rumit karena ideologi memerangi yang terdekat, termasuk orang-orang Islam yang dianggap murtad karena menolak syariah versi ISIS. Dalam kaitan ini ISIS melangkah lebih jauh dari sekedar gerakan takfiri yang mengkafirkan orang-orang Islam yang tidak sejalan dengan ISIS, yakni dengan memerangi dan membunuh mereka yang dianggap murtad baik secara individu maupun karena taat pada Pemerintahan Kafir/Thagut (meskipun orang-orangnya Islam). Faktor inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya benturan dengan kelompok perjuangan Sunni Suriah Free Syrian Army maupun Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaida.

Taktik dan strategi ISIS adalah penguasaan wilayah dan memerangi musuh yang terdekat dengan kekuatan/kekerasan. Dengan sumber-sumber keuangan yang saat ini cukup besar, ISIS mampu membangun kekuatan militer dan memberikan pelayanan sosial kepada penduduk yang berada di wilayah kekuasaannya. Hal ini menjadi daya tarik jihadis internasional untuk mendukung atau masuk dalam wilayah ISIS dan berjuang bersama ISIS karena mereka "merasa" berada dalam negara Islam (Daulah Islamiyah). Hal inilah yang membedakan ISIS dengan Al Qaida, dimana Al Qaida pada era awal pernah memiliki dukungan yang besar dengan wilayah yang cukup luas di Afghanistan - Pakistan dalam koalisi dengan kelompok Taliban. Namun Al Qaida belum pernah melakukan klaim sebagai entitas negara, melainkan hanya suatu gerakan jihad global dengan afiliasi yang tersebar di beberapa kawasan seperti Al Qaida in Arabian Peninsula, Al Qaida in Maghreeb, Al Qaida in Southeast Asia (Jemaah Islamiyah), Al Qaida in Iraq, dst.

Berdasarkan informasi intelijen blog I-I, kejanggalan-kejanggalan ISIS tersebutlah yang mendorong munculnya spekulasi bahwa Israel berada di belakang pembentukan ISIS, yakni dalam rangka mengcounter semakin besarnya pengaruh Iran yang telah merambah Irak, Suriah, Lebanon, bahkan Palestina. Selain itu, analisa yang menyatakan bahwa ISIS saat ini merupakan perangkap intelijen AS untuk menjaring seluruh jaringan radikal Sunni internasional yang menjadi jihadis dalam satu tempat cukup menarik untuk didalami karena kelompok radikal Indonesia juga sudah pernah dijebak melalui Omar al-Faruq dan beberapa keturunan Arab lainnya yang berhasil membodohi sejumlah tokoh Islam radikal Indonesia seperti Abu Bakar Baasyir dan kawan-kawan. Perjuangan-perjuangan palsu atas nama agama Islam tersebut merupakan pola pemanfaatan sumber daya manusia dan keuangan yang murah dalam rangka kepentingan geopolitik AS, Israel dan sekutunya yang mengalami kesulitan dalam mengimbangi pengaruh strategis Rusia dan Iran.

Menegangnya hubungan Arab Saudi dengan AS paska penolakan AS melakukan intervensi di Suriah jelas mengecewakan elit-elit di Arab Saudi. Hal ini pula yang mendorong sebagian elit Arab Saudi mendukung gerakan perlawanan rakyat Sunni Suriah. Namun belakangan Arab Saudi juga khawatir akan dampak yang sama seperti paska perang Afghanistan, dimana para mantan pejuang jihad kemudian menjadi teroris yang mengancam keamanan Arab Saudi.

Bahwa ISIS dapat menjadi ancaman serius karena radikalisasi terhadap sebagian kecil umat Islam Indonesia sebaiknya direspon secara cerdas dengan membongkar kebohongan besar strategi geopolitik AS dan Israel di Timur Tengah yang memanfaatkan ISIS. Hal ini tidak akan anda temui dalam pernyataan resmi pemerintah AS maupun Israel, melainkan berkat kecerdasan anda mengungkapkan kejanggalan-kejanggalan keberadaan ISIS. Hanya negara besar yang sanggup melakukan operasi subversif super rahasia counter-state yang akan menguntungkan kepentingan nasionalnya. Hanya negara dengan sumber-sumber daya yang cukup yang dapat menciptakan suatu keadaan yang sangat kompleks yang membuat orang-orang yang berpikir sederhana dan masyarakat umum menjadi bingung dan kemudian mengambil keputusan yang salah dengan bergabung kepada ISIS. Pada saatnya ISIS akan dihancurkan dengan mudah sebagaimana juga Al Qaida atau Taliban yang pernah menjadi sekutu utama AS menghadapi Uni Soviet.

Berdasarkan data-data akurat jaringan Blog I-I di Timur Tengah, dapat saya sampaikan bahwa Indonesia sungguh tidak mengerti tentang apa sesungguhnya sedang terjadi di Timur Tengah. Dunia konflik sejak zaman dahulu tidak pernah sederhana atau berada dalam garis lurus sebab akibat, melainkan selalu kompleks dan tumpang tindih serta banyak kepentingan berbeda yang memiliki tujuan berbeda pula. Dalam kondisi tersebut, suatu taktik atau strategi "apapun" sangat mungkin diterapkan demi tercapainya tujuan. Bangsa Indonesia dan orang Indonesia pada umumnya boleh dikatakan sederhana dalam berpikir dan bahkan cenderung malas untuk berpikir kompleks dan berstrategi, sehingga ketika melihat suatu persoalan seringkali terlalu disederhanakan secara hitam putih dan cenderung emosional. Akibatnya orang Indonesia mudah dipengaruhi, mudah direkrut dan mudah berkhianat kepada bangsanya tanpa menyadari kekuatan yang sedang mengendalikannya.

Seandainya Ustadz Aman Abdurrahman atau Ustadz Abu Bakar Baasyir membaca artikel ini, Insha Allah beliau-beliau akan mengerti betapa dahsyat tipu daya musuh-musuh Islam. Namun tentunya hal itu juga kembali kepada keyakinan dan keimanan karena sungguh tipu daya yang dilancarkan manusia tidak akan mampu merubah ketentuan Yang Maha Kuasa. Seruan ISIS kepada umat Islam Indonesia tidak lain tidak bukan adalah suatu upaya menyerap potensi umat Islam Indonesia yang sangat besar sekaligus memecahnya dalam konflik internal sesama Muslim Indonesia karena perbedaan ideologi yang memiliki tujuan menjauhkan umat Islam dari persatuan. Kejatuhan Daulah Islamiyah dalam sejarah lebih banyak disebabkan oleh persengketaan internal daripada serangan dari luar, hal ini harus dipahami bersama sebelum mengangkat senjata berperang di jalan Allah SWT. Selain itu, sebagai seorang jihadis, seyogyanya anda juga berilmu dalam artian paham betul hakikat konflik dan pihak yang diperangi serta konsekuensi logis yang ditimbulkan.

Akhir kata, seandainya tidak ada ISIS tentu mata dunia sekarang akan tertuju kepada Palestina dan jihad Palestina akan semakin dahsyat yang berarti mengancam eksistensi Israel. Presiden SBY telah menulis surat terbuka tentang Gaza, Pemerintah Indonesia sudah mengecam Israel dan mengambil langkah-langkah diplomatik menolong rakyat Palestina, apabila hal itu direspon oleh intelijen Israel dengan mendorong rekrutmen ISIS terhadap sebagian kecil orang Indonesia, tentunya harus sudah diperhitungkan oleh Pemerintah Indonesia. Sebagaimana dinyatakan dalam artikel berjudul Have we ever faced an enemy more stupid than Muslim terrorists? yang meskipun artikel tersebut sangat tendensius, namun ada hal yang dapat kita pelajari bersama bahwa efek dari suatu tindakan seringkali tidak sesuai dengan harapan. Misalnya saja keyakinan tindakan kekerasan terorisme akan membuat orang lain sadar dan segera bertaubat kembali pada jalan Tuhan. Atau keyakinan bahwa musuh-musuh Islam akan takut karena aksi terorisme, yang mana keyakinan tersebut bukan saja keliru melainkan juga memiliki efek yang justru semakin merusak Islam sebagai ajaran yang mulia. Mungkin akan ada yang beragumentasi bahwa aksi terorisme justru membuat semakin banyak manusia yang tertarik untuk belajar Islam, namun hal ini tidak dapat dijadikan sebagai suatu justifikasi taktik atau strategi penyebaran Islam karena caranya sudah salah.

Kunci sukses rekrutmen ISIS atau Al Qaida dan yang sejenisnya adalah kebodohan atau ketidaktahuan dari mereka yang direkrut. Mereka menyangka berperang di jalan Allah SWT, padahal hakikatnya berperang untuk kepentingan strategi geopolitik AS, Israel dan sekutunya.

Semoga matahati kita semua dijernihkan dari kompleksitas persoalan ini, sehingga bangsa Indonesia dapat terhindar dari fitnah besar terorisme global.

Salam
Senopati Wirang



Read More »
22.04 | 0 komentar