Jumat, 15 Agustus 2014

Blog I-I Tidak Mendukung Jokowi maupun Prabowo

Disamping komentar yang mempertanyakan netralitas Blog I-I dalam pemilu terkait artikel Stanley Greenberg, terdapat sejumlah email yang bernada intimidasi maupun kritis terhadap Blog I-I, seolah-olah menuduh Blog I-I adalah pendukung Jokowi. Selain itu, juga terdapat beberapa artikel yang dianggap pro Jokowi, seperti artikel Megawati memilih Jokowi, Penyadapan Jokowi, dan Pemberitaan Jokowi, untuk perlu ditegaskan lagi bahwa Blog I-I menjunjung tinggi netralitas intelijen. Bahwa artikel-artikel tersebut kemudian dipublikasikan oleh Blog I-I semata-mata sebagai pembelajaran dan temanya aktual serta faktanya banyak dibaca sahabat-sahabat Blog I-I.

Blog I-I merupakan salah satu media yang mempublikasikan bahwa Prabowo pasti akan diterima Amerika Serikat seandainya menang dalam pemilu. Hal ini perlu Blog I-I lakukan sehubungan dengan adanya upaya kelompok tertentu yang mencoba mendorong keterlibatan AS dalam pemilu Indonesia dengan mengganjal Prabowo melalui isu blacklist Jenderal pelanggar HAM. Perlu sahabat Blog I-I catat bahwa mungkin hanya Blog I-I yang secara gamblang menjelaskan bagaimana bangsa Indonesia sebaiknya menilai blacklist para Jenderal tersebut, baca Blacklist Jenderal Indonesia.   

Namun Blog I-I perlu juga mengakui bahwa prosentase artikel tentang Jokowi lebih banyak daripada Prabowo, namun apabila sahabat Blog I-I baca, maka artikel-artikel tersebut tidak ditujukan sebagai kampanye, melainkan lebih sebagai alternatif cara pandang, misalnya tentang Pemberitaan Jokowi, Blog I-I mengajak masyarakat untuk teliti dan hati-hati dalam melihat pemberitaan Jokowi. Mengapa Kompas, Media Indonesia dan grupnya berulang-ulang mengangkat berita Jokowi bagaikan ingin menghipnotis rakyat Indonesia? Blog I-I dalam artikel tersebut menyarankan ketelitian bagi siapapun ketika membaca koran atau internet, mendengar radio, atau menonton TV. Sementara itu, berita bertubi-tubi tentang sisi negatif Prabowo juga deras bagaikan hujan oleh media-media yang bersebrangan secara politik dengan Prabowo.

Pesan yang ingin disampaikan Blog I-I adalah bahwa itu semua keniscayaan dunia politik demokrasi, dimana dalam persaingan menuju kekuasaan, peranan media dan propaganda sangat penting. 

Pesan lain yang juga sangat penting adalah agar siapapun elit politik dan pendukung di sekelilingnya sadar bahwa kebohongan publik tidak dapat diterima. Sayangnya beberapa pihak di kubu Prabowo maupun Jokowi berhasil meracuni metode kampanye masing-masing yang sudah baik dengan sejumlah insiden kampanye hitam. Dalam kasus ini blow-up kebohongan publik lebih banyak diderita kubu Prabowo karena tekniknya yang kurang halus. Dapat saya katakan masalah ini sangat signifikan, malahan saya juga curiga bahwa mereka yang berpura-pura mendukung Prabowo dengan melakukan kampanye hitam sesungguhnyalah yang memainkan peran menjatuhkan simpati publik kepada Prabowo.

Apabila ada yang menuduh Blog I-I munafik dan berat sebelah kepada salah satu calon, itu adalah hak anda sebagai sahabat Blog I-I yang rajin membaca artikel-artikel Blog I-I, dan Blog I-I sangat berterima kasih atas kritikan tersebut. Ke depannya hal ini akan menjadi evaluasi. 

Kemudian bahwa Blog I-I menegaskan ketiadaan hubungan Blog I-I dengan Gerindra adalah semata-mata karena Blog I-I adalah salah satu media alternatif yang pertama menggunakan salam Indonesia Raya dengan menyerukan kebangkitan Indonesia Raya atau The Great Indonesia. Blog I-I terpaksa mengurangi penggunaan salam Indonesia Raya yang secara bergantian dengan Salam dan Salam Intelijen yang selalu digunakan dalam akhir tulisan Blog I-I dahulu.

Akhir kata, ingin saya sampaikan bahwa Blog I-I paham keburukan dan kebaikan para pihak yang bersaing dalam politik nasional Indonesia. Blog I-I hanya mengintervensi sesuatu yang keterlaluan dalam membohongi publik Indonesia. Selain itu, pada saat artikel Blog I-I dipublikasikan tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Namun begitu, seandainya ada yang terasa kurang pas atau janggal, pintu kritik selalu terbuka untuk perbaikan kualitas artikel Blog I-I di kemudian hari.

Blog I-I adalah pengkritik Pemerintahan SBY bahkan beberapa kali menyampaikan kekecewaan kepada kepeminpinan SBY, namun hal itu dilakukan dilakukan atas dasar niat baik untuk perbaikan. Jadi nanti siapapun yang akan menjadi pimpinan nasional Indonesia harus siap menerima kritikan Blog I-I. Dalam hal ini, Blog I-I bukan guardian angel dari eksekutif yang berkuasa di Indonesia. Blog I-I akan menyuarakan jeritan hati dan amanat rakyat Indonesia.

Salam Indonesia Raya
SW

Read More »
09.16 | 0 komentar

Senin, 11 Agustus 2014

Terima Kasih

Hari ini merupakan hari yang membahagiakan karena semakin banyak masukan baik komentar singkat maupun analisa kepada Blog I-I baik yang secara khusus meminta untuk tidak dipublikasikan maupun yang tidak bahkan saya lihat sangat baik untuk pembelajaran publik.

Reaksi saya yang paling pertama tentunya rasa terima kasih yang tulus atas semua masukan sahabat Blog I-I yang saya yakin sebagian besar merupakan peminat dunia intelijen yang memiliki kepedulian, perhatian, dan minat kepada isu-isu keamanan nasional. Beberapa komentar terbuka yang telah dipublikasikan maupun tidak misalnya tentang penilaian-penilaian terhadap artikel Blog I-I. Beberapa masukan mengingatkan batasan untuk tetap menjaga yang rahasia tetap rahasia, sementara yang lain secara khusus menganalisa pesan tersurat maupun tersirat serta mengkritisi maupun mengapresiasi artikel Blog I-I. 

Tentang batasan dan ranah hukum yang tipis yang mungkin dapat menggelincirkan Blog I-I ke dalam pembentukan opini yang keliru khususnya terhadap lembaga-lembaga resmi intelijen ada benarnya. Blog I-I berharap tidak perlu menjadi whistle blower hanya untuk mendorong lembaga intelijen resmi agar lebih profesional dan terus meningkatkan kapabilitasnya. Mohon sahabat-sahabat Blog I-I tidak bosan-bosannya untuk terus mengingatkan sekiranya Blog I-I mulai berada di tepian resiko yang berkonsekuensi hukum atau harus berhadapan dengan intelijen resmi Indonesia.

Tentang muatan ideologi atau ajaran agama tertentu, mohon maaf sekiranya subyektifitas artikel Blog I-I tidak terhindarkan dimana kecenderungan untuk berada di sisi umat Islam dalam kasus Gaza adalah keniscayaan dari keyakinan penulis. Tentunya tidak dalam semangat Anti Semitisme, melainkan berangkat dari fakta-fakta informasi yang berimbang dimana Blog I-I melihat adanya pertarungan strategi yang pada level taktis telah mewujud dalam bentuk konflik terbuka antara Hamas dan Israel. Dengan pemahaman-pemahaman yang lebih utuh, diharapkan publik Indonesia benar-benar memiliki landasan dalam menyikapi suatu konflik. Dengan demikian, bangsa Indonesia dalam merespon suatu peristiwa internasional benar-benar memiliki landasan yang kuat serta bukan semata-mata didorong oleh solidarisme atau simpati, melainkan berdasarkan perhitungan politik luar negeri dan strategi yang matang. Hal itu juga harus diikuti dengan kalkulasi resiko yang dapat terjadi menimpa bangsa Indonesia.

Tentang sapaan Blog I-I kepada sahabat Bunglon Hitam seorang sahabat memberikan analisa yang baik tentang artikel tersebut bahkan mengenai makna nama Bunglon Hitam. Perlu barangkali diketahui oleh sahabat Blog I-I bahwa nama Bunglon Hitam adalah sebutan yang digunakan oleh salah seorang sahabat Blog I-I yang mengerti banyak tentang dunia intelijen baik karena minat yang sangat tinggi maupun karena banyaknya membaca literatur tentang dunia intelijen, sehingga saya tidak memberikan penamaan. Harapan saya memang kita tidak perlu saling kenal secara dunia nyata, tetapi buatlah nama online anda yang untuk berkomunikasi dan otentikasi dapat dilakukan misalnya dengan memastikan bahwa nama online yang unik tersebut menempel pada suatu Blog atau akun online yang anda kontrol penuh. Saat ini misalnya sangat banyak akun di media sosial lain termasuk di blogger, wordpress, twitter, facebook yang menggunakan nama senopati, senopati wirang, dll yang sepertinya terkait dengan Blog I-I. Saya tidak secara eksklusif mengklaim satu nama online sebagai milik saya karena cloning atau copy paste akan sulit terhindari. Bahkan Blog I-I yang sejak awal lahirnya mempopulerkan kembali salam Indonesia Raya, akhirnya perlu mengurangi penggunaan istilah tersebut setelah adanya Gerakan Indonesia Raya yang kemudian menjadi Partai Politik. 

Kembali kepada artikel singkat Bunglon Hitam, memang benar seharusnya Blog I-I menjelaskan terlebih dahulu perihal Bunglon Hitam itu sebelum tiba-tiba menuliskan tegur-sapa persahabatan dalam bentuk artikel pendek. Bunglon atau Chameleon merupakan salah satu kode klasik yang disematkan kepada mereka yang ahli membuat dirinya tidak mudah terdeteksi yang intinya adalah penyamaran dengan lingkungan. Benar sekali salah satu pendapat sahabat Blog I-I yang menyebutkan bahwa penyelidikan dan penggalangan merupakan cara efektif mencari bahan keterangan yang tentunya harus selalu diiringi dengan pengamanan. Sedangkan kata Hitam, saya melihatnya lebih kepada simbol ketiadaan, militansi, memiliki daya serap informasi, dan membuat penyamaran ganda artinya pada level ini seorang intel akan semakin sulit diketahui jati diri sesungguhnya. Terima kasih lagi kepada siapapun anda yang menyampaikan pandangan yang dalam tentang istilah-istilah yang digunakan dalam artikel Blog I-I. Semoga hal ini dapat mendorong seluruh sahabat Blog I-I untuk memulai dan membiasakan menggunakan nama online yang khas menjadi identitas online anda yang eksis dalam dunia cyber. Hal ini tidak ada bedanya dengan identitas online para hacker yang karena kiprahnya dan suksesnya kemudian melegenda. Tujuan penggunaan nama online dalam jaringan persahabatan Blog I-I hanya untuk melindungi identitas asli anda dan tidak bermaksud untuk menjadi legenda, namun bila anda sangat intens dan serius tentunya dikenal banyak orang di dunia cyber adalah efek samping belaka yang sulit dihindari.

Sahabat Blog I-I yang pernah atau bahkan sering berkomentar, membantu dan senantiasa mengingatkan dan bahkan mengirimkan artikel untuk dipublikasikan dalam Blog I-I, seperti Si Bajil, Hitam-Putih, Ovi, Ovie, Cah Bodho, Stasi, Stella, Plima, Senopati Tanpa Lencana, Senopati Hitam, Tukang Jam, Semut Hitam, Abwehr, Pejalan Kaki, Dimas Petruk, Tentara Langit, Steel, dan masih banyak yang lainnya. Walaupun yang terbanyak adalah memilih menggunakan anonymous, namun kelebihan anonymous yang benar-benar murni tidak diketahui (bisa siapa saja) walau ada IP addressnya, kelemahannya justru dalam semangat pembelajaran dimana dengan nama samaran akun online anda misalnya dengan membuat Blog yang pasif sekalipun akan khas milik anda sebagai seseorang dengan nama samaran online yang khas. Hal ini akan membangun jaringan yang saling independen, tidak dikenal ID aslinya dan tidak saling kenal secara nyata, namun berpotensi membawa perubahan dengan semangat positif memajukan negeri tercinta Republik Indonesia. Semoga misalnya saja rujukan link, komentar, dan diskusi serta kritikan semakin banyak, sehingga kita semua dapat saling belajar, asah asih asuh.

Salam
Senopati Wirang 

Read More »
10.28 | 0 komentar

Senin, 04 Agustus 2014

Kepada Sahabat Bunglon Hitam

Terima kasih atas masukan dan komentar baik yang boleh dipublikasikan maupun yang tidak. Mohon maaf bila saya menjawab beberapa rasa ingin tahu anda melalui artikel yang berarti akan dibaca banyak orang. Saya sangat mengapresiasi siapapun warga bangsa Indonesia yang obyektif dan mau meluangkan waktunya untuk lebih teliti dan jauh dari sikap emosional dalam menyikapi isu-isu sensitif keamanan nasional. Adapun keberadaan Blog I-I sejak awalnya kontroversial karena membawa-bawa nama intelijen, namun hakikatnya apa-apa yang dipublikasikan dalam Blog I-I adalah media edukasi bangsa Indonesia, sehingga tidak pernah bermaksud untuk menggurui intelijen resmi, melakukan operasi propaganda, ataupun melakukan klarifikasi-klarifikasi atas polemik yang berkembang di masyarakat. Terlebih untuk mengembangkan operasi intelijen di social media sebagaimana banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga intelijen di dunia. Hal itu semua berada dalam ranah bidang tugas intelijen resmi dan bukan Blog I-I yang hanya mengandalkan jaringan relawan yang kadang aktif kadang tidak karena kesibukan masing-masing.

Dalam jawaban ini, walaupun akan terbaca normal tentunya sahabat Bunglon Hitam dapat membaca diantara kata-kata pesan bermakna yang merupakan apresiasi tertinggi yang dapat saya sampaikan, tanpa perlu terjadi penciptaan titik komunikasi nyata karena itu merupakan titik terlemah dalam semua komunikasi intelijen. Hanya mereka yang lama mengikuti Blog I-I yang segera paham bahwa yang terpenting dalam membangun bangsa termasuk membangun ketahanan nasional suatu negara semuanya diawali dari diri kita masing-masing di bidang yang paling kita kuasai masing-masing. Apa artinya menjadi intel apabila pekerjaannya sangat jauh dari idealnya seorang telik sandi yang handal yang bekerja always out front. Akan lebih baik menjadi orang biasa yang memiliki akses informasi yang luar biasa bukan?

Mengenai gagasan untuk menulis berbagai isu yang sahabat Bunglon Hitam sampaikan, Blog I-I juga memiliki berbagai keterbatasan hanya sekedar untuk tetap hidup karena sudah beberapa kali dimatikan pihak-pihak yang membenci atau anti Indonesia. Atau dituduh oleh sesama elemen bangsa Indonesia yang kurang mengerti pentingnya edukasi publik di bidang keamanan nasional. Saya akan menghormati dan sangat mengapresiasi siapapun sahabat Blog I-I yang concern dan mau berkontribusi dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu keamanan. Khususnya terkait dengan terorisme, lelah dan sedih rasanya melihat saudara-saudara kita terjebak dalam jebakan konflik geopolitik internasional dan kawasan baik dalam wujud terorisme global maupun ideologi radikal. Sebuah ketidakberdayaan dalam menghadapi kekuatan kapitalisme, liberalisme, dan dominasi kecintaan dunia umat manusia. Sementara mereka yang merasa berjuang dengan jihad tanpa sadar berada dibawah kendali kekuatan yang juga mengabdi untuk urusan duniawi. Namun demikianlah manusia, hanya hidup dari satu kesan kepada kesan lainnya, dari satu persepsi kepada persepsi lainnya, dari satu gambaran kepada gambaran lainnya. Manusia yang mampu hidup dalam multidimensi yang melihat kenyataan dunia bagaikan ahli sufi yang sudah tersingkap hijabnya.

Demikian tegur sapa saya untuk sahabat Bunglon Hitam, semoga tidak bosan-bosannya berinteraksi dan berkontribusi demi kemajuan Indonesia yang bermoral.

Salam
Senopati Wirang

Read More »
08.20 | 0 komentar

Mohon Maaf Bila Memalukan

Kepada seluruh sahabat Blog I-I, pengunjung, pemerhati masalah intelijen dan keamanan nasional, serta Intelijen resmi Indonesia bersama ini saya ingin menegaskan bahwa informasi, opini, dan analisa yang ada dalam Blog I-I adalah tanggung jawab saya sendiri dan tidak ada kaitan dengan lembaga manapun. Sekiranya informasi dan analisa saya masih sempit, kurang tajam, jauh dari harapan, atau bahkan memalukan mohon tidak dikaitkan dengan lembaga manapun karena jaringan Blog I-I bersifat independen, edukatif, dan terbuka dengan masukan dan kritik publik.

Terkait dengan eksistensi ISIS sebagai kelompok yang mengklaim diri sebagai negara karena memiliki persyaratan utama sebuah negara (wilayah, penduduk, pemerintahan), namun tidak memenuhi syarat tambahan yakni pengakuan internasional, saya telah mengungkapkan berbagai kemungkinan dan tidak akan gegabah menuduh pihak-pihak tertentu menjadi dalang di belakang ISIS. Itulah sebabnya dalam analisa saya di artikel mengapa isis tiba-tiba ramai dibicarakan saya sengaja membuka minimal dua alternatif tentang ISIS, yakni:
  1. Sebagai boneka AS, Israel dan Inggris, yang terindikasi dari sikap yang sangat lunak terhadap AS dan Israel khususnya terkait dengan konflik Gaza. Namun karena adanya tuduhan Iran yang merasa ISIS dibentuk AS untuk membatasi pengaruh Iran di Irak dan Suriah, maka logika ISIS sebagai boneka AS dibalik menjadi propaganda Iran karena secara logika menjadi kepentingan Iran untuk melenyapkan ISIS yang mengganggu rezim Syiah di Irak dan Suriah.
  2. ISIS yang mandiri sebagai metamorfosa dari Al Qaida di Irak yang murni menjadi sebuah entitas politik yang menamakan dirinya Daulah Islamiyah di Irak dan al-Sham. ISIS kemudian menjadi maju pesat paska penguasaan kota Mosul yang mana ISIS memperoleh harta rampasan sangat besar khususnya dari Bank Sentral Irak di Mosul. Selain itu, faktor penguasaan ladang minyak yang juga menjadi pemasukan dana segar untuk ISIS juga semakin memperkuat "pemerintahan" ISIS yang ternyata telah memberikan sejumlah pelayanan publik kepada penduduk yang tinggal di wilayah yang dikuasai ISIS.
Dalam kaitan itu, saya tentunya tidak berhak menyampaikan hal-hal sangat sensitif atau rahasia kepada publik karena akan ada konsekuensi hukum yang harus ditanggung. Sehingga saya buka kesempatan kepada masyarakat untuk mempelajari dan mendalaminya sendiri-sendiri. Bila anda meyakini bahwa ISIS itu murni gerakan Sunni radikal yang berbahaya sebagaimana Al Qaida itu adalah hak anda. Namun bila anda meyakini bahwa ISIS tidak lain boneka Israel itu juga hak anda. Bahwa informasi yang beredar di media massa mainstream maupun jurnalisme alternatif menawarkan berbagai alternatif pemikiran, hal itu menjadi tantangan bagi kita semua untuk mencernanya secara hati-hati.

Ingat ! Tidak ada satupun informasi yang saya tuliskan di dalam Blog I-I ini dapat dinilai sebagai informasi intelijen. Saya tidak akan mengklaim diri sebagai pemegang kebenaran informasi, namun hanya sebagai penyampai kabar berita dan analisa yang mudah-mudahan dapat membantu anda dalam melihat atau memahami berbagai persoalan keamanan dan intelijen. 

Atau akan lebih nyaman bila sahabat Blog I-I memperlakukan artikel-artikel dalam Blog I-I sebagai teman minum kopi di pagi hari atau minum teh di sore hari. Serta bacalah dengan hati dan pikiran yang terbuka karena informasi dan analisa blog I-I boleh jadi mengganggu kenyamanan keyakinan anda yang belum tentu benar, dan sebaliknya apa yang ditulis oleh Blog I-I juga belum tentu benar. Karena kebenaran hakiki sesungguhnya hanya milik Yang Maha Benar.

Salam
Senopati Wirang 

Read More »
04.15 | 0 komentar

Minggu, 03 Agustus 2014

HOAX Ancaman Bom ISIS dan Kemungkinan Serangan Teror

Belum lama ini telah beredar ancaman serangan kelompok teroris Indonesia yang berbaiat kepada ISIS, yakni khususnya dari elemen Tauhid Wal Jihad dan sempalan Jamaah Ansharut Tauhid yang memilih jalur kekerasan kembali kepada ajaran Jamaah Islamiyah. Ancaman serangan Bom di Jakarta yang rencananya akan dieksekusi antara tanggal 2 hingga tanggal 12 Agustus 2014 tersebut telah direspon oleh Kepala BNPT, Ansyaad Mbai sebagai isu belaka.

Diperkirakan salah satu penyebab informasi serangan teror bom kelompok yang berafiliasi kepada ISIS tersebut sebagai isu adalah adanya informasi tambahan yang dikaitkan dengan pemilu Presiden/Wakil Presiden yang baru lewat. Padahal siapapun yang menang dalam pemilu 9 Juli 2014, di mata ISIS dan para pendukungnya adalah tetap Pemerintahan Thogut yang wajib diperangi, sehingga isu yang disebarkan secara berantai melalui pesan singkat (sms) dan blackberry messenger tersebut menjadi kurang meyakinkan.

Meskipun demikian, Blog I-I telah mendeteksi kemungkinan terjadinya desepsi di atas desepsi yang memanfaatkan ramainya pembicaraan mengenai ISIS, yang mana apa yang terlihat sebagai hoax akan terjadi sebagai kenyataan. Namun demikian targetnya adalah mengganggu transisi kekuasaan di Republik tercinta Indonesia karena adanya pihak-pihak yang tidak menginginkan NKRI yang stabil dan sejahtera. Pelaku boleh jadi adalah mereka yang siap bunuh diri atas nama ISIS dengan dukungan bahan peledak sederhana namun berdaya ledak besar.

Oleh karena itu, melalui kesempatan ini saya menghimbau kepada seluruh komunitas Intelijen resmi untuk meningkatkan deteksi terhadap setiap kemungkinan serangan teror dari kelompok manapun yang bermaksud mengganggu perjalanan bangsa Indonesia. Rentang waktu kemungkinan terjadinya serangan teror tersebut diperkirakan akan lebih panjang yakni sampai dengan akhir Oktober 2014. Mohon disampaikan kepada Presiden SBY untuk menginstruksikan peningkatan kewaspadaan nasional mengingat beliau akan menanggung malu apabila terjadi kekacauan pada saat transisi Pemerintahan, khususnya pada saat beliau berada di luar negeri. 

Demikian semoga Tuhan senantiasa melindungi Rakyat, Bangsa, dan Negara Indonesia
Senopati Wirang 

Read More »
06.58 | 0 komentar

Sabtu, 02 Agustus 2014

Mengecilkan atau Membesarkan Ancaman ISIS di Indonesia?

Artikel Blog I-I berjudul "mengapa tiba-tiba ISIS ramai dibicarakan?" mengundang banyak masukan melalui email Blog I-I, baik yang bernada kritik maupun yang mendorong Blog I-I untuk terus meningkatkan produksi analisa untuk pembelajaran publik Indonesia tentang dunia intelijen dan ancaman strategis kepada bangsa dan negara Indonesia. Pertama-tama tentunya saya sangat mengapresiasi setiap masukan, krtitikan, dan komentar yang membuat saya berpikir kembali atas setiap kata, kalimat, dan artikel yang saya publikasikan melalui Blog I-I. Khusus kepada para sahabat Blog I-I yang aktif di Pemerintahan baik kalangan intelijen, militer, polisi, maupun BNPT, perlu diketahui bahwa apa-apa yang dipublikasikan oleh Blog I-I diniatkan untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian, tidak ada tujuan lain selain saling asah, asuh, asih dengan berbagai elemen bangsa Indonesia melalui media Blog yang mudah-mudahan berdampak positif bagi masa depan Indonesia.

Artikel ini merupakan klarifikasi atas artikel blog I-I mengenai ISIS yang oleh para pihak yang memberikan masukan agar masukannya tidak dipublikasikan karena menyangkut rahasia negara.


Saya awali dengan klarifikasi bahwa artikel mengenai ISIS tidak bermaksud mengecilkan potensi ancaman ISIS. Sebaliknya artikel tersebut justru ikut membongkar berbagai kejanggalan terkait dengan ISIS yang mengklaim diri sebagai Daulah Islamiyah dibawah pimpinan "Amirul Mukminin" Abu Bakr al-Baghdadi. Sebelum lebih jauh, perhatikan bagaimana kehati-hatian pimpinan Al Qaida, Ayman al-Zawahiri dalam menyikapi ISIS yang antara lain disebutkan dengan berlepas tangan. Tidak ada restu atau dukungan, namun juga tidak ada penentangan dari Al Qaida. Selain itu perhatikan konflik yang berkembang antara ISIS dengan Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaida. Apa sesungguhnya yang sedang terjadi di tanah al-Sham dan Irak? ISIS merupakan metamorfosa dari kelompok perlawanan rakyat Irak sejak pendudukan AS yang kemudian bergabung dengan Al Qaida in Iraq (AQI) yang sebelumnya taat dan berbaiat kepada Al Qaida. Namun setelah mengalami kemajuan pesat dalam penguasaan wilayah di Irak dan Suriah (didukung oleh bergabungnya sebagian kelompok perlawanan di Suriah), AQI berubah menjadi ISIS dan melakukan klaim politik sebagai Negara Islam di Irak dan Sham.

Peta wilayah yang dikuasai ISIS (sumber BBC)



Kemudian perhatikan sikap dan pandangan resmi Arab Saudi terhadap ISIS. Salah satu pernyataan resmi Pemerintah Arab Saudi terkait ISIS adalah pernyataan Raja Abdullah pada 1 Agustus 2014 yang mengecam aksi kekerasan pembunuhan dan mutilasi orang-orang tidak bersalah oleh kelompok militan Islam, serta menyerukan para ulama Islam untuk mencegah pembajakan ajaran Islam oleh kelompok militan. Meskipun Raja Abdullah tidak menyebutkan nama kelompok militan, namun pernyataan tersebut jelas mengarah pada ISIS yang belakangan ini melakukan aksi-aksi brutal terhadap sesama Muslim yang tidak mendukung ISIS di wilayah yang dikuasainya. Namun demikian, informasi yang menyebutkan adanya bantuan keuangan dari orang-orang kaya Arab Saudi, Kuwait dan negara-negara teluk lainnya perlu diperhatikan karena bagaimanapun juga kelompok Sunni di Timur Tengah bersimpati dengan perjuangan kelompok Sunni di Suriah maupun di Irak.

Selanjutnya perhatikan kebijakan Iran yang mengirimkan 2000 pasukan membantu Pemerintahan PM Nuri al-Maliki di Irak dalam menghadapi ISIS. Iran sendiri tampak bersikap mendua dalam menyikapi ISIS karena sebagaimana Al Qaida yang tidak pernah menyerang kepentingan Iran, ISIS sebelumnya ketika masih AQI juga tidak pernah menyerang Iran sesuai dengan kebijakan Al Qaida yang antara lain dalam rangka mendapatkan bantuan militer. Iran juga pernah menuduh AS berada dibelakang ISIS yang bertujuan memelihara konflik Sunni - Syiah dan melemahkan pemerintahan Syiah di Baghdad yang dipimpin PM Maliki. Dalam hal ini kelompok ISIS berhadapan melawan pasukan pemerintah Irak dan pemerintah Suriah dalam perebutan beberapa wilayah dan kota di kawasan Irak dan Suriah.

Kompleksitas persoalan ISIS semakin tambah rumit karena ideologi memerangi yang terdekat, termasuk orang-orang Islam yang dianggap murtad karena menolak syariah versi ISIS. Dalam kaitan ini ISIS melangkah lebih jauh dari sekedar gerakan takfiri yang mengkafirkan orang-orang Islam yang tidak sejalan dengan ISIS, yakni dengan memerangi dan membunuh mereka yang dianggap murtad baik secara individu maupun karena taat pada Pemerintahan Kafir/Thagut (meskipun orang-orangnya Islam). Faktor inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya benturan dengan kelompok perjuangan Sunni Suriah Free Syrian Army maupun Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaida.

Taktik dan strategi ISIS adalah penguasaan wilayah dan memerangi musuh yang terdekat dengan kekuatan/kekerasan. Dengan sumber-sumber keuangan yang saat ini cukup besar, ISIS mampu membangun kekuatan militer dan memberikan pelayanan sosial kepada penduduk yang berada di wilayah kekuasaannya. Hal ini menjadi daya tarik jihadis internasional untuk mendukung atau masuk dalam wilayah ISIS dan berjuang bersama ISIS karena mereka "merasa" berada dalam negara Islam (Daulah Islamiyah). Hal inilah yang membedakan ISIS dengan Al Qaida, dimana Al Qaida pada era awal pernah memiliki dukungan yang besar dengan wilayah yang cukup luas di Afghanistan - Pakistan dalam koalisi dengan kelompok Taliban. Namun Al Qaida belum pernah melakukan klaim sebagai entitas negara, melainkan hanya suatu gerakan jihad global dengan afiliasi yang tersebar di beberapa kawasan seperti Al Qaida in Arabian Peninsula, Al Qaida in Maghreeb, Al Qaida in Southeast Asia (Jemaah Islamiyah), Al Qaida in Iraq, dst.

Berdasarkan informasi intelijen blog I-I, kejanggalan-kejanggalan ISIS tersebutlah yang mendorong munculnya spekulasi bahwa Israel berada di belakang pembentukan ISIS, yakni dalam rangka mengcounter semakin besarnya pengaruh Iran yang telah merambah Irak, Suriah, Lebanon, bahkan Palestina. Selain itu, analisa yang menyatakan bahwa ISIS saat ini merupakan perangkap intelijen AS untuk menjaring seluruh jaringan radikal Sunni internasional yang menjadi jihadis dalam satu tempat cukup menarik untuk didalami karena kelompok radikal Indonesia juga sudah pernah dijebak melalui Omar al-Faruq dan beberapa keturunan Arab lainnya yang berhasil membodohi sejumlah tokoh Islam radikal Indonesia seperti Abu Bakar Baasyir dan kawan-kawan. Perjuangan-perjuangan palsu atas nama agama Islam tersebut merupakan pola pemanfaatan sumber daya manusia dan keuangan yang murah dalam rangka kepentingan geopolitik AS, Israel dan sekutunya yang mengalami kesulitan dalam mengimbangi pengaruh strategis Rusia dan Iran.

Menegangnya hubungan Arab Saudi dengan AS paska penolakan AS melakukan intervensi di Suriah jelas mengecewakan elit-elit di Arab Saudi. Hal ini pula yang mendorong sebagian elit Arab Saudi mendukung gerakan perlawanan rakyat Sunni Suriah. Namun belakangan Arab Saudi juga khawatir akan dampak yang sama seperti paska perang Afghanistan, dimana para mantan pejuang jihad kemudian menjadi teroris yang mengancam keamanan Arab Saudi.

Bahwa ISIS dapat menjadi ancaman serius karena radikalisasi terhadap sebagian kecil umat Islam Indonesia sebaiknya direspon secara cerdas dengan membongkar kebohongan besar strategi geopolitik AS dan Israel di Timur Tengah yang memanfaatkan ISIS. Hal ini tidak akan anda temui dalam pernyataan resmi pemerintah AS maupun Israel, melainkan berkat kecerdasan anda mengungkapkan kejanggalan-kejanggalan keberadaan ISIS. Hanya negara besar yang sanggup melakukan operasi subversif super rahasia counter-state yang akan menguntungkan kepentingan nasionalnya. Hanya negara dengan sumber-sumber daya yang cukup yang dapat menciptakan suatu keadaan yang sangat kompleks yang membuat orang-orang yang berpikir sederhana dan masyarakat umum menjadi bingung dan kemudian mengambil keputusan yang salah dengan bergabung kepada ISIS. Pada saatnya ISIS akan dihancurkan dengan mudah sebagaimana juga Al Qaida atau Taliban yang pernah menjadi sekutu utama AS menghadapi Uni Soviet.

Berdasarkan data-data akurat jaringan Blog I-I di Timur Tengah, dapat saya sampaikan bahwa Indonesia sungguh tidak mengerti tentang apa sesungguhnya sedang terjadi di Timur Tengah. Dunia konflik sejak zaman dahulu tidak pernah sederhana atau berada dalam garis lurus sebab akibat, melainkan selalu kompleks dan tumpang tindih serta banyak kepentingan berbeda yang memiliki tujuan berbeda pula. Dalam kondisi tersebut, suatu taktik atau strategi "apapun" sangat mungkin diterapkan demi tercapainya tujuan. Bangsa Indonesia dan orang Indonesia pada umumnya boleh dikatakan sederhana dalam berpikir dan bahkan cenderung malas untuk berpikir kompleks dan berstrategi, sehingga ketika melihat suatu persoalan seringkali terlalu disederhanakan secara hitam putih dan cenderung emosional. Akibatnya orang Indonesia mudah dipengaruhi, mudah direkrut dan mudah berkhianat kepada bangsanya tanpa menyadari kekuatan yang sedang mengendalikannya.

Seandainya Ustadz Aman Abdurrahman atau Ustadz Abu Bakar Baasyir membaca artikel ini, Insha Allah beliau-beliau akan mengerti betapa dahsyat tipu daya musuh-musuh Islam. Namun tentunya hal itu juga kembali kepada keyakinan dan keimanan karena sungguh tipu daya yang dilancarkan manusia tidak akan mampu merubah ketentuan Yang Maha Kuasa. Seruan ISIS kepada umat Islam Indonesia tidak lain tidak bukan adalah suatu upaya menyerap potensi umat Islam Indonesia yang sangat besar sekaligus memecahnya dalam konflik internal sesama Muslim Indonesia karena perbedaan ideologi yang memiliki tujuan menjauhkan umat Islam dari persatuan. Kejatuhan Daulah Islamiyah dalam sejarah lebih banyak disebabkan oleh persengketaan internal daripada serangan dari luar, hal ini harus dipahami bersama sebelum mengangkat senjata berperang di jalan Allah SWT. Selain itu, sebagai seorang jihadis, seyogyanya anda juga berilmu dalam artian paham betul hakikat konflik dan pihak yang diperangi serta konsekuensi logis yang ditimbulkan.

Akhir kata, seandainya tidak ada ISIS tentu mata dunia sekarang akan tertuju kepada Palestina dan jihad Palestina akan semakin dahsyat yang berarti mengancam eksistensi Israel. Presiden SBY telah menulis surat terbuka tentang Gaza, Pemerintah Indonesia sudah mengecam Israel dan mengambil langkah-langkah diplomatik menolong rakyat Palestina, apabila hal itu direspon oleh intelijen Israel dengan mendorong rekrutmen ISIS terhadap sebagian kecil orang Indonesia, tentunya harus sudah diperhitungkan oleh Pemerintah Indonesia. Sebagaimana dinyatakan dalam artikel berjudul Have we ever faced an enemy more stupid than Muslim terrorists? yang meskipun artikel tersebut sangat tendensius, namun ada hal yang dapat kita pelajari bersama bahwa efek dari suatu tindakan seringkali tidak sesuai dengan harapan. Misalnya saja keyakinan tindakan kekerasan terorisme akan membuat orang lain sadar dan segera bertaubat kembali pada jalan Tuhan. Atau keyakinan bahwa musuh-musuh Islam akan takut karena aksi terorisme, yang mana keyakinan tersebut bukan saja keliru melainkan juga memiliki efek yang justru semakin merusak Islam sebagai ajaran yang mulia. Mungkin akan ada yang beragumentasi bahwa aksi terorisme justru membuat semakin banyak manusia yang tertarik untuk belajar Islam, namun hal ini tidak dapat dijadikan sebagai suatu justifikasi taktik atau strategi penyebaran Islam karena caranya sudah salah.

Kunci sukses rekrutmen ISIS atau Al Qaida dan yang sejenisnya adalah kebodohan atau ketidaktahuan dari mereka yang direkrut. Mereka menyangka berperang di jalan Allah SWT, padahal hakikatnya berperang untuk kepentingan strategi geopolitik AS, Israel dan sekutunya.

Semoga matahati kita semua dijernihkan dari kompleksitas persoalan ini, sehingga bangsa Indonesia dapat terhindar dari fitnah besar terorisme global.

Salam
Senopati Wirang



Read More »
22.04 | 0 komentar

Jumat, 01 Agustus 2014

Mengapa tiba-tiba ISIS ramai dibicarakan?

Di saat perhatian umat Islam seluruh dunia dan khususnya Indonesia kepada kepedihan rakyat Palestina yang mengalami pembantaian membabi buta Israel, tiba-tiba sejumlah kalangan di Indonesia terpancing oleh provokasi rekrutmen "Jihadis" asal Indonesia oleh ISIS (Islamic State of Iraq and Syria atau Islamic State of Iraq and al-Sham) pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi. Beberapa video propaganda dukungan terhadap ISIS, pernyataan sumpah setia, serta foto maupun yang menunjukkan keberadaan orang-orang asal Indonesia bersama kalangan ISIS telah mendorong BNPT, Kementerian Agama, dan beberapa pihak lain menyoroti dan memberikan pendapat tentang ISIS. Intinya adalah ISIS bertentangan dengan Pancasila, dukungan terhadap ISIS akan diganjar hukuman, himbauan untuk menjauhi ISIS, dst. Berita tentang ISIS:
Pertanyaan pertama yang muncul dalam benak sejumlah agen Blog I-I dari kalangan garis keras Islam Indonesia adalah: mengapa tiba-tiba berita tentang ISIS menjadi sangat massif seolah ingin menenggelamkan isu pembantaian di Gaza. Demi memelihara keutuhan bangsa Indonesia yang beragama, tentunya Blog I-I harus menghargai concern jaringan Blog I-I dari kalangan umat Islam, sehingga perlu disampaikan kepada publik Indonesia sebagai berikut:

Pertama, sekali lagi ingatlah tentang dinamika dan perkembangan yang sangat pesat dari propaganda modern yang menggerakan pihak lain tanpa disadari. Apa yang diperlukan hanya sebuah pengungkit kecil untuk memancing arah dan gerak suatu opini publik dan bahkan kebijakan suatu negara karena adanya potensi-potensi bahaya terhadap suatu bangsa. Dalam kaitan ini, sekali lagi saya ingin mengingatkan tentang operasi intelijen MOSSAD dengan propaganda modern-nya yang saat ini memiliki target utama menghabisi seluruh sendi-sendi perlawanan bangsa Palestina hingga ke akar-akarnya. Tidak ada isu yang dapat menandingi kekejaman Israel di Gaza selain isu kekerasan serupa yang dapat memberikan kesan sangat jahat, yakni terorisme. Setelah Al Qaeda relatif lebih hati-hati, maka ISIS mengambil posisi yang tepat sebagai pihak yang akan dilukis oleh sejarah (versi Israel dan Barat) sebagai kelompok teroris. Selain itu ISIS juga telah memiliki citra sebagai penghancur "masjid sesat" (karena menurut ISIS dibangun atas dasar penghormatan terhadap makam/kuburan), tidak toleran, menjalankan syariat Islam, dan mengkampanyekan kekerasan baik di wilayah ISIS maupun di wilayah yang dekat dengan pendukung ISIS.

Kedua, klaim-klaim ISIS tersebut barangkali benar adanya berasal dari elit pimpinan ISIS khususnya al-Baghdadi, namun tidak sedikit yang tampak janggal, misalnya dengan maraknya anjuran ISIS untuk memerangi musuh yang dekat daripada memerangi Israel. Himbauan tersebut bukan saja menganggap memerangi Israel dengan memberi bantuan kepada HAMAS sebagai tidak relevan, melainkan juga bahwa memerangi pemimpin Muslim maupun umat Islam yang tidak menjalankan syariat sebagai hal yang lebih penting. Faktor inilah yang kemudian diambil sebagai salah satu dasar kajian ancaman bahwa ISIS akan membahayakan Indonesia oleh sejumlah elit politik di negeri ini. Terkait dengan isu ini, informasi mengenai pembentukan ISIS oleh MOSSAD, CIA, dan MI6 atau berita al-Baghdadi trained by Israeli, dan pandangan dan keyakinan Iran bahwa ISIS bentukan AS perlu dipertimbangkan, meskipun berita bocoran dokumen otentik NSA Snowden tentang ISIS tersebut pernah dinilai sebagai hoax, namun ada baiknya untuk tidak diabaikan.

Saat ini ketergantungan masyarakat dunia terhadap berita internet sangat tinggi, sehingga teknik membanjirnya informasi menjadi pilihan teknik tingkat tinggi propaganda yakni desepsi bertingkat (contoh baca: Teknik Propaganda Internet GCHQ) yang pada ujung tujuannya adalah akan tetap menguntungkan penguasa informasi propaganda. Setidaknya ada tiga analisa Blog I-I tentang masalah ini:

  1. Apabila informasi ISIS bentukan Israel, AS, dan Inggris adalah benar sebagaimana dukungan AS dan negara-negara Arab terhadap Mujahideen Afghanistan ketika memerangi Uni Soviet, maka hal ini akan menguntungkan Israel, AS, dan Inggris karena berarti akan mudah mengeliminasi ISIS di masa mendatang bahkan teori sarang lebah untuk menjaring kelompok radikal seluruh dunia juga dapat diterapkan (menghidupkan program counterterrorism internasional dan mendorong negara-negara di dunia untuk mendukung pemikiran AS dalam melakukan counter terhadap kelompok yang mereka sebut sebagai teroris). Selain itu, hal ini merupakan false flag operation besar-besaran yang lebih sempurna dibandingkan dengan operasi klandestin mendukung Mujahedeen Afghanistan melawan Uni Soviet. Manfaat terbesar dari keberadaan ISIS adalah untuk mengkonter menguatnya pengaruh Iran di kawasan, serta khususnya pengaruh Iran terhadap komunitas Syiah di Irak yang saat ini mendominasi Pemerintahan di Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina. Karena AS dan sekutunya tidak dapat berbuat banyak di Suriah yang mendapatkan dukungan dari Rusia, China dan Iran, maka ISIS dapat menjadi proxy dalam kontrol wilayah yang membuat penguasaan wilayah Suriah oleh Rezim Assad menjadi mengecil.
  2. Apabila informasi ISIS bentukan Israel, AS, dan Inggris adalah hoax, maka hal ini akan tetap menguntungkan pihak-pihak yang tidak menghendaki adanya Daulah Islamiyah seperti Israel, AS, dan Inggris. Namun demikian akan terjadi kejanggalan mengenai darimana ISIS mampu membangun kapabilitas militernya serta mengapa apabila bahaya ISIS sedemikian besarnya belum tampak suatu upaya serius AS dan sekutunya untuk mencegahnya menjadi semakin besar? Hal ini dapat terjawab dengan dugaan kuat adanya dukungan keuangan dari negara-negara teluk khususnya Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab. Selain itu, keberhasilan ISIS melakukan penguasaan ladang minyak di Suriah sebelah utara juga menjadi sumber keuangan dengan menjualnya melintasi perbatasan Turki. Penguasaan kota Mosul oleh ISIS antara lain juga membuat ISIS memperoleh banyak uang dari bank sentral di kota Mosul yang konon jumlahnya cukup besar yakni sekitar 429 juta dollar. Lalu darimana ISIS memperoleh senjata? Selain senjata rampasan dari hasil penaklukan wilayah, ISIS juga berhasil memperoleh senjata-senjata buatan AS yang juga merupakan rampasan dari pasukan Irak yang dikalahkan. Selain itu, dengan kondisi keuangan ISIS saat ini maka ISIS mampu membeli persenjataan dari pasar gelap senjata internasional. Kembali kepada isu hoax, maka hal ini akan memperkuat jaringan internasional counterterrorism yang cenderung sejalan dengan langkah-langkah yang ditempuh AS. 
  3. Apa yang terjadi dalam fenomena ISIS adalah suatu operasi manipulasi psikologi kepada dunia Islam yang bertujuan membuat dunia Islam semakin terbelakang karena konflik yang berkepanjangan sehingga akhirnya menjadi pecundang karena tidak punya waktu dalam kondisi damai membangun kekuatan politik, ekonomi, dan militer. Perhatikan seluruh dinamika yang saat ini semakin memanas di Libya dan Tunisia, Palestina, Afghanistan dan Pakistan, Lebanon, Yaman, Mesir, dan beberapa negara Afrika, seluruhnya diwarnai nuansa radikalisme agama yang dipicu oleh operasi manipulasi psikologi yang canggih. Sayangnya umat Islam tidak atau belum melihatnya secara jernih karena darah telah tumpah dan emosi telah tergerus, termakan oleh sakitnya, pedihnya konflik bersenjata dan peperangan. Penyelesaian dengan senjata seolah menjadi satu-satunya pilihan karena selain akan menghilangkan dahaga balas dendam, pilihan senjata juga telah terbaca ada di dada setiap Muslim karena hidup yang sesungguhnya bukan di dunia yang fana ini. Penderitaan dalam peperangan bagi Muslim adalah jalan menuju kemuliaan, hal inilah yang memudahkan terjadinya manipulasi psikologi yang bertujuan melemahkan dunia Islam.
Ketiga, tanpa adanya pijakan informasi langsung dari medan pertempuran ISIS di kawasan Irak dan Suriah, tanpa adanya pemahaman yang detail tentang strategi Israel dan kebangkitan kelompok bersenjata dari rakyat Palestina yang mewujud dalam sayap militer HAMAS, tanpa adanya informasi intelijen langsung dari kelompok-kelompok radikal di Indonesia yang sesungguhnya pernah mengalami disorientasi perjuangan, maka Indonesia akan sangat kelihatan tidak memiliki strategi yang komprehensif dalam menangani isu-isu radikalisasi agama atau terorisme. Dengan demikian dinamika ancaman kekerasan dari radikalisme dan terorisme akan terus hidup. Padahal hidupnya masalah radikalisme dan terorisme tersebut juga disebabkan oleh strategi yang lemah, dan pendekatan jangka pendek dengan hukum dan kekerasan polisionil yang sah secara hukum. Sementara itu, dinamika yang tampak dari puluhan video-video yang menggambarkan kelompok pendukung ISIS di Indonesia akan terlihat sebagai sebuah potensi ancaman yang besar bagi negara dan bangsa Indonesia. 

Bagaimana dengan Indonesia?

Ibarat lingkaran magnet, Indonesia berada pada lingkaran luar konflik "global" terorisme namun tetap memiliki daya magnet yang kuat. Artinya Indonesia bukan sumber konflik, Indonesia bukan sumber masalah, Indonesia juga bukan center of gravity dari apa yang disebut sebagai akar dari penyebab lahirnya radikalisme agama dan terorisme. Namun demikian, Indonesia akan selalu terkait dengan semua dinamika yang terjadi di dunia Islam karena faktor Islam. Betapapun moderatnya Indonesia, umat Islam di Indonesia akan selalu memperhatikan dinamika yang terjadi di dunia Islam. Adalah fakta yang harus kita fahami sebagai fenomena sosial dimana manusia dan kelompok manusia ada yang memiliki keyakinan atau karakter yang mengedepankan penyelesaian dengan damai dan ada yang mengedepankan jalan kekerasan. Dua kelompok tersebut sangat wajar untuk terjadi baik di dalam negara maupun lintas negara. Tanyalah kepada diri anda sendiri masing-masing, bagaimana reaksi anda bila salah seorang atau seluruh anggota keluarga anda dibunuh tanpa adanya justifikasi selain kebencian atau ketidaksukaan. Tentunya akan ada yang memaafkan dan membiarkan proses hukum dunia berjalan, dan ada yang menuntut balas dengan kematian setimpal bukan? Demikian pula yang terjadi di kalangan umat Islam Indonesia.

Ada diantara saudara-saudara kita yang dapat merasakan simpati luar biasa bahkan ikut merasakan kepedihan dan terluka hatinya manakala saudaranya sesama Muslim dibantai di belahan dunia lain, sehingga tergerak hatinya untuk berjihad baik dengan senjata, dengan uang, maupun dengan dukungan lainnya. Namun ada pula saudara-saudara kita yang melihatnya sebagai tragedi kemanusiaan yang harus dihentikan dan menempuh jalur hukum internasional dengan mendorong negara Indonesia mengambil langkah-langkah diplomatik yang efektif. Anda yang berjihad jangan merasa paling benar dan kemudian menganggap saudara-saudara anda sebangsa yang menempuh langkah damai sebagai musuh. Sebaliknya anda yang menempuh jalan damai, jangan mengkriminalisasi saudara-saudara anda yang berjihad sepanjang mereka tidak melanggar hukum nasional Indonesia.

Benar bahwa ISIS berpotensi mendorong radikalisasi sebagian kecil umat Islam Indonesia, namun juga benar bahwa isu ISIS dihembuskan semakin kencang setelah perhatian dunia kepada Gaza meningkat tajam. Walaupun saat ini ISIS menguasai wilayah yang relatif luas mencakup sebagian wilayah Irak dan Suriah, namun hal itu tidak ada bedanya dengan Taliban di Afghanistan, yakni penguasaan tersebut sangat mudah ditundukkan apabila AS dan sekutunya mau melakukan sesuatu sebelum terlambat. ISIS merupakan jawaban terhadap rezim Syiah yang menguasai Irak dan Suriah dan akan terus demikian karena sejarah tidak dapat diputar ulang, dan kunci-kunci pemicu perang sudah terbuka sejak serangan AS ke Irak dan konflik perang saudara di Suriah pecah. Apakah bangsa Indonesia mengerti, apakah umat Islam Indonesia mengerti?

Mungkinkah Daulah Islamiyah model ISIS dapat dengan mudahnya berdiri tanpa adanya dukungan negara besar atau minimal negara besar tutup mata dan membiarkan ISIS menguasai wilayah yang saat ini diklaim oleh ISIS? Sekuat apa militer ISIS sesungguhnya? Apakah umat Islam dapat bersandar kepada ramalan kebangkitan Daulah Islamiyah setiap seratus tahun atau setiap lima ratus tahun dst, tanpa ada kekuatan nyata berupa kekuatan ekonomi, politik, militer, dan penerimaan publik yang luas. Melihat fakta-fakta tersebut, apakah umat Islam Indonesia memiliki cukup keyakinan untuk mendukung Daulah Islamiyah yang belum jelas siapa arsiteknya, apakah murni kehebatan al-Baghdadi dan elit di sekelilingnya, ataukah Israel, AS, dan Inggris sebagai proxy menghadapi kelompok Syiah yang didukung Iran dan Russia. Sebelum anda melangkah terlibat dalam konflik di Timur Tengah, pelajarilah geopolitik kawasan dan permainan negara-negara besar khususnya AS dan sekutunya (termasuk Israel), Russia, China, Iran, dan Arab Saudi. Perhatikan juga isu energi dan penguasaan secara efektif kawasan-kawasan yang memiliki kekayaan minyak bumi sebagai jaminan pasokan energi. Niscaya anda yang berjihad akan dapat merasakan penderitaan peperangan secara langsung, namun sayangnya anda tidak akan melihat strategi besar yang menggerakan terjadinya konflik tersebut, ketika anda sangat terpengaruh oleh suasana perang, anda kemudian akan melihat saudara-saudara anda di tanah air Indonesia yang tidak berjihad atau bahkan berpandangan liberal sebagai musuh. Hal ini kemudian menjadi bonus dengan terciptanya konflik antara Muslim Jihadi dengan Muslim non-Jihadi yang didorong oleh fatwa untuk memerangi musuh yang dekat. Artinya seluruh dunia Islam diharapkan akan berkonflik sebagai efek domino dari konflik yang terjadi di Timur Tengah.

Manipulasi psikologis merupakan teknik propaganda yang sangat jahat yang meracuni pikiran kita, hati kita, dan bahkan jiwa kita apabila kita tidak memiliki obatnya. Sungguh setiap penyakit akan ada obatnya, demikian pula menghadapi operasi manipulasi psikologis ini. Bagi anda yang Muslim banyak-banyaklah membaca Al-Quran dan renungkanlah ayat-ayat tentang tipu daya syaithan dan orang-orang yang memusuhi Islam serta bangunlah persaudaraan Indonesia, bagi anda yang nasionalis sejati merah-putih perkuatlah pembangunan karakter bangsa Indonesia yang demokratis, religious, toleran, saling menghormati, berkeadilan dan berkerakyatan, bagi anda yang non-Muslim kembalilah kepada kitab anda masing-masing dan renungkanlah kebangsaan Indonesia yang jujur dan dukunglah pembangunan bangsa Indonesia yang bermartabat. Hal ini hanyalah introspeksi internal masing-masing dalam rangka menjernihkan akal pikiran kita dari jutaan informasi yang bercampur dalam pemberitaan internasional.

Langkah selanjutnya adalah teliti setiap informasi yang anda terima tentang konflik-konflik yang terjadi di dunia yang dapat berdampak ke Indonesia. Berhati-hatilah dengan statement atau opini-opini dan analisa-analisa yang dikembangkan oleh pengamat-pengamat. Adapun langkah kewaspadaan informasi dapat dilakukan dengan langkah sbb:
Pertama bacalah fakta-fakta, Ingat ! hanya fakta tanpa opini, bahkan opini dan emosi anda sendiri
Kedua lakukan perbandingan dari fakta-fakta yang beredar dan lakukan crosscheck
Ketiga perhatikan sikap/kebijakan negara, kelompok negara dan kelompok non-negara
Keempat fokus pada pernyataan-pernyataan resmi pihak-pihak yang berkonflik
Kelima bandingan pernyataan resmi pihak-pihak yang berkonflik tsb dengan fakta-fakta
Keenam mulailah mencoba memahami maksud dan tujuan dari suatu pernyataan resmi
Ketujuh update segera fakta-fakta yang berkembang dari waktu ke waktu

Dengan tujuh langkah tersebut diharapkan anda akan lebih kuat dalam memfilter upaya manipulasi psikologis baik yang mendorong anda untuk berjihad maupun yang mendorong anda membenci jihad. Kedua hal tersebut merupakan bagian dari upaya membenturkan konflik internal di dunia Islam. Berhati-hatilah dalam setiap kali mendengar atau membaca informasi, bahkan termasuk yang saya tulis karena saya juga hanya manusia yang dhaif yang tidak luput dari kekeliruan yang lahir dari kurangnya informasi atau lemahnya nalar saya.

Demikian sedikit ulasan tentang ISIS, semoga bermanfaat.
Senopati Wirang



   

Read More »
18.09 | 0 komentar