Rabu, 27 Januari 2016

Peringatan serangan teror minggu pertama dan kedua Februari 2016

Belakangan ini beredar informasi kewaspadaan serangan teror pada bulan Februari 2016. Karena Blog I-I adalah yang pertama kali menyampaikan kepada publik tentang rencana serangan teror pada bulan Februari 2016 (baca Bom Thamrin pada bagian update peringatan target) , maka ada tanggung jawab moral untuk meluruskan dan mengklarifikasi informasi-informasi liar yang berkembang di masyarakat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait ancaman serangan teror tersebut adalah sebagai berikut:

Bahwa rencana serangan teror pada bulan Februari 2016 adalah terkait erat dengan "sukses" serangan Bom Thamrin, dimana serangan Bom Thamrin yang meskipun kualitas serangannya rendah dalam hal daya ledak bom adalah uji coba dengan perencanaan yang singkat untuk melihat kesigapan dari aparat keamanan khususnya polisi yang juga menjadi sasaran utama. Pada masa lalu dendam dan kemarahan kelompok teroris diarahkan kepada intelijen dan militer, namun karena kontrol intelijen dan militer sangat baik maka kelompok teroris benar-benar terpojok. Pada saat ini, Polisi mencoba untuk melakukan hal yang sama, namun kendalinya kurang baik sehingga banyak persoalan seperti agen-agen polisi yang liar dan menjadi double agen yang menikam dari belakang. Artinya informasi yang diperoleh polisi dari agen-agen yang ditanam ke dalam organisasi intelijen semakin hari semakin kurang valid. Situasi yang sama misalnya juga terjadi dalam penanganan ancaman terorisme, itulah sebabnya Blog I-I tidak bosan-bosannya menghimbau untuk penghentian segala bentuk petualangan operasi yang hanya bertujuan memperoleh keuntungan baik berupa dana operasi, popularitas, maupun kenaikan pangkat istimewa (baca Bisnis Terorisme).

Alhamdulillah, puji Tuhan YME saran Blog I-I didengar dan dilaksanakan oleh Pemerintahan Jokowi-JK dengan rencana revisi UU Terorisme yang mana inti saran Blog I-I adalah untuk memastikan terjadinya sinergi seluruh aparat keamanan (Polisis, BIN, TNI, BNPT, Kejaksaan, dll) untuk mengatasi masalah ancaman terorisme secara terpadu (baca: Jokowi: jangan ada egosentrisme). Walaupun dalam proses penyusunan revisi UU Terorisme tersebut sudah kembali tercium adanya ego sektoral yang kemungkinan akan kembali mementahkan saran Blog I-I tersebut. Semoga sebelum diajukan kepada DPR-RI, rancangan revisi UU Terorisme atau apapun nanti bentuknya tidak melenceng lagi.

Tentang ancaman pada bulan Februari 2016, jelas bahwa kewaspadaan aparat keamanan dan masyarakat diharapkan tetap tinggi, tanpa harus ketakutan karena potensinya memang ada, namun tentang sasaran dan waktu persisnya terus mengikuti perkembangan. Sebagaimana disebutkan dalam artikel  Bom Thamrin, "Bila jaringan Bom Sarinah tidak segera terungkap dalam 1 Minggu, serangan susulan akan dilakukan pada Februari 2016 berdekatan dengan momentum Valentine atau Tahun Baru China dengan waktu dapat bergeser sesuai kondisi". Bahwa polisi, BIN, dan TNI bekerja lumayan baik dalam mengungkapkan jaringan Bom Thamrin yang diikuti dengan sejumlah penangkapan dalam waktu yang relatif singkat, maka potensi ancaman pada bulan Februari 2016 dapat dikatakan menurun, namun belum hilang sepenuhnya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, tidak ada salahnya apabila masyarakat tetap menghindari keramaian pada acara-acara non-Islami yang terjadi selama bulan Februari 2016. Ingat bahwa bom kecil sekalipun apabila meledak dalam suatu peringatan besar yang banyak dihadiri kerumunan manusia akan berdampak sangat besar. Setidaknya aparat keamanan dapat melakukan pengamanan ekstra dalam penyelenggaraan acara yang menghadirkan banyak orang selama bulan Februari 2016.

Disinilah letak kesulitan pencegahan serangan teror untuk diketahui masyarakat luas bahwa betapapun gigihnya aparat keamanan bekerja, bila terjadi ledakan kecil sekalipun maka akan dituduh kecolongan. Dukungan seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melaporkan kepada Polisi merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya pencegahan serangan teror. Sebagaimana kita sadari bersama bahwa masyarakat tidak semuanya membenci aksi pengecut kelompok teroris, bahkan ada yang simpati dan memberikan dukungan.

Sidang peninjauan kembali (PK) kasus Abu Bakar Baasyir (ABB) yang sedang berlangsung dapat menjadi indikasi waktu serangan teror apabila aparat teliti dan terus mengamati proses PK tersebut. Hal ini didorong sikap taqlid buta pengikut ABB yang rela bunuh diri dalam melakukan serangan teror melawan kodrat Tuhan. Artinya siapapun pengikut setia ABB baik yang sifatnya individual maupun terkoordinasi secara kelompok akan melakukan serangan teror sebagai bentuk balas dendam terhadap apa yang mereka sebut bahwa "Ustadz pemimpin mereka dizalimi oleh Pemerintahan Kafir". Indikasi lain adalah dari seluruh komunikasi Aman Abdurrahman baik yang tersurat maupun tersirat, perhatikan baik-baik.

Harapan Blog I-I adalah bahwa seluruh aparat keamanan terus meningkatkan kewaspadaan dan menggiatkan operasi yang sungguh-sungguh dalam mencegah serangan teror. Keberhasilan pengungkapan jaringan Bom Thamrin hanya prestasi kecil bila dibandingkan dengan pencegahan serangan teror berikutnya. Janganlah cepat puas dan segera ambil langkah-langkah yang tepat dalam pencegahan serangan teror.

Sekian, semoga bermanfaat.
Salam Kewaspadaan, Waskita Selamat!


 

Read More »
23.18 | 0 komentar

Sabtu, 16 Januari 2016

Fitnah / Hoax Polisi, TNI, BIN rekayasa Bom Thamrin

Bersama ini Blog I-I ingin menyampaikan kepada seluruh sahabat Blog I-I bahwa ada pihak-pihak yang menghembuskan kebohongan dalam isu terorisme di Indonesia, termasuk kasus bom Thamrin yg baru terjadi tanggal 14 Januari yang lalu sebagai rekayasa aparat keamanan Indonesia (Polisi, BIN, TNI). Informasi tersebut jelas-jelas fitnah yang keji dan bermaksud jahat melemahkan dukungan rakyat Indonesia kepada aparat keamanan dalam melaksanakan tugas mulia melindungi rakyat dari serangan teroris. Beberapa jaringan Blog I-I bahkan mencium upaya melemparkan fitnah tersebut kepada Blog I-I dengan rujukan artikel Bisnis Terorisme

Artikel bisnis terorisme tersebut harus dibaca secara hati-hati sebagai kritik membangun agar Polisi, BIN, dan TNI bersatu padu melakukan operasi menghadapi terorisme yang sudah terlalu lama mengganggu ketentraman rakyat Indonesia. Baru-baru ini Blog I-I juga mendapatkan informasi bahwa operasi terpadu tersebut sudah terselenggara dalam melumpuhkan gerombolan Santoso. Operasi semacam itulah yang seharusnya terus digalakkan lebih besar lagi sehingga gerombolan Santoso dapat ditumpas hingga ke akar-akarnya.

Sekitar 7 tahun Indonesia dapat dikatakan aman dari serangan yang teroris yang besar, dan dengan terjadinya bom Thamrin maka eksistensi teroris kembali terasa dalam denyut kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Hanya dengan mengefektifkan operasi-operasi keamanan aparat keamanan, maka bangsa Indonesia dapat meniadakan ancaman terorisme. Dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia yang cinta damai dan cinta tanah air dan kemanusiannlah, maka rasa aman dapat terwujud dengan cepat dan dijaga sebaik-baiknya.

Media sosial dan internet mempercepat tersebarnya suatu informasi termasuk yang benar dan yang bohong, hal ini sangat berbahaya bila berita kebohongan tersebut menciptakan rasa curiga sesama elemen bangsa Indonesia. Kebohongan melalui media sosial termasuk melakukan forward berita bohong tersebut seringkali tidak kita rasakan karen hanya memencet beberapa tombol di handphone atau komputer kita dan tersebarlah kepada ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu atau jutaan pemiliki akun lain. Misalnya sebuah twitter dengan follower yang jutaan, disadari atau tidak berita tweet atau retweet-nya akan diterima oleh seluruh followernya, dan bila berita itu bohong adanya maka yang mampu melakukan filter pribadi mungkin hanya beberapa persen, dan selebihnya melalui retweet atau bahkan mengembangkannya, dan bila berulang-ulang, maka terciptalah citra bohong tentang sesuatu. Sangat berbahaya bukan?

Khusus dalam kasus terorisme dan ancaman keamanan lainnya yang serius, langkah serius juga harus ditempuh oleh aparat keamanan untuk memberikan efek jera bermain-main dengan berita bohong melalui media sosial. 

Akhir kata Blog I-I menghimbau kepada seluruh sahabat Blog I-I untuk berkontribusi positif kepada pembangunan dan penciptaan rasa aman dan damai dalam masyarakat Indonesia.

Salam Intelijen,
SW


Read More »
07.27 | 0 komentar

Rabu, 13 Januari 2016

Bom Sarinah/Bom Thamrin: Peringatan Serius untuk Pemerintah Indonesia!

Sejak peringatan serangan teroris akhir tahun dan awal tahun dalam artikel Laporan Intelijen, Kewaspadaan Serangan ISIS, Rencana Serangan Teror, dan terakhir Bisnis Terorisme, sudah cukup jelas tergambar dan Blog I-I sudah meramalkan akan terjadinya kecolongan seperti yang baru saja terjadi yakni Bom Sarinah bila tidak ada perbaikan dalam sistem nasional penanganan terorisme, maka apalagi yang dapat diharapkan dari analisa Blog I-I?

Mungkin beberapa catatan penting dari peringatan-peringatan Blog I-I yang dapat diingat kembali sbg berikut: 
  1. Target utama tempat keramaian dengan simbol asing/Barat/Amerika. 
  2. Motif balas dendam kepada aparat keamanan, khususnya Polisi. 
  3. Anggaran Intelijen menurun tajam yang berdampak luas kepada efektifitas kerja jaringan agen di kalangan teroris.
  4. Densus 88 dipropagandakan negatif ketika ada "masalah" prosedural polisionil/penegakkan hukum dgn "kekerasan".
  5. Militer tidak segera diturunkan dalam menumpas gerombolan Santoso.
  6. Teknik serangan teror meningkat seiring dengan akses kepada senjata.
  7. Rekrutmen orang-orang baru akan terus terjadi bila yang kelompok yang utama seperti gerombolan Santoso tidak segera ditumpas. 
  8. Pemerintah hanya celometan dan pencitraan belaka dengan wacana pembentukan Dewan Keamanan Nasional yang tidak jadi-jadi. Apabila serius, segera bentuk Dewan Keamanan Nasional tanpa tujuan bagi-bagi jabatan kepada Jenderal pengangguran, tetapi bentuk dalam bentuk koordinasi fungsionil operasi (bukan koordinasi ngobrol dalam rapat) dari seluruh aparat keamanan Polisi, BIN, TNI, Kejaksaan, Imigrasi, Kemendagri, Kemenlu, BNPT, dll yang dianggap perlu dengan tujuan sinkronisasi seluruh operasi keamanan. Serta perlu dibentuk gugus tugas anti teror nasional yang bersifat lintas sektoral khususnya lembaga operasional yakni Polisi, BIN, dan TNI  dengan wewenang penangkapan tetap ditangan polisi. Model Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (KOPKAMTIB) sebenarnya efektif, hanya saja dalam konteks demokrasi perlu pengawasan dari DPR untuk menghindari politisasi dan khusus dalam rangka penanganan ancaman serius seperti terorisme dan separatisme.
Peringatan baru: rekrutmen anggota baru teroris juga memanfaatkan organisasi-organisasi aliran "sesat" yang marak dan banyak melakukan penipuan. Kelompok teroris melakukan penyusupan dengan target merekrut para anggota aliran "sesat". Menurut catatan BAKIN era Orde Baru ketika saya masih aktif, tercatat ada ribuan kelompok aliran yang merupakan sempalan dari keyakinan beragama dan berkepercayaan di Indonesia, diantaranya positif menghalalkan kekerasan. Entahlah BIN era reformasi, lembaga-lembaga khusus dalam era BAKIN dihapuskan dan mungkin catatannya hilang, sehingga monitoring terhadap aliran-aliran di Indonesia menjadi sangat lemah.

Sekian, semoga bermanfaat
SW 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Update Catatan: Benar bahwa BIN dan Polri sudah tahu tentang adanya tanda-tanda akan ada serangan teror, dan info ini bukan dari Kedutaan Besar Amerika, tetapi jaringan intelijen BIN dan Polri. Tentang catatan kecolongan dari Blog I-I, bukan suatu tuduhan melainkan fakta telah terjadi ledakan dan serangan bersenjata yang memakan korban jiwa. Seperti juga kejadian Bom Paris tahun lalu dan berbagai serangan teror di dunia, ketika telah terjadi suatu serangan teror maka yang harus dilakukan adalah pengungkapan, pengejaran, dan penangkapan. Masalah besar aparat keamanan Indonesia adalah tidak bersatu padu dalam operasi penumpasan gerombolan teroris! Hentikan jalan sendiri-sendiri, satukan unit-unit terbaik anti teror dari BIN, Polri dan TNI dalam satu operasi terpadu yang kuat bersama-sama dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia yang cinta damai. Kata kunci sementara ini: Tumpas Gerombolan Santoso secepat mungkin!

Update Peringatan: Dalam kerumunan ketika Abu Bakar Baasyir mengajukan peninjauan kembali kasusnya dua hari lalu (12/01/2016), beredar perintah serangan teror. Belum terkonfirmasi atas komando siapa, perhatikan baik-baik bahwa kepemimpinan operasional kelompok teroris di pulau Jawa sudah bermetamorfosa dalam format baru ditambah sejumlah teroris yang baru dibebaskan dan yang pulang dari wilayah Suriah dan Irak. Selamat berjuang BIN, Polri, dan TNI dalam melindungi rakyat Indonesia.

Update peringatan target: Kedutaan Besar Asing, seluruh Lembaga Pendidikan aparat keamanan, Hotel, dan Moda Transportasi. Rencana serangan sepanjang tahun 2016 harus tereksekusi. Kepada sahabat-sahabat Polisi yang bertugas untuk PAM ObVit agar meningkatkan kewaspadaan dan dihimbau untuk waspada dan memodifikasi metode PAM baik dengan pakaian preman, perlengkapan persenjataan, antisipasi serangan, serta memperluas jaringan dengan lingkungan sekitar untuk awasi gerak-gerik mencurigakan di sekitar lokasi ObVit.
Bila jaringan Bom Sarinah tidak segera terungkap dalam 1 Minggu, serangan susulan akan dilakukan pada February 2016 berdekatan dengan momentum Valentine atau Tahun Baru China. Waktu dapat bergeser sesuai kondisi. Semoga Polri, BIN, dan TNI segera melaksanakan operasi besar-besaran untuk mencegah jatuhnya korban berikutnya.

Update tentang dalang pelaku Bom Sarinah:

  • Belakangan beredar dengan sangat deras informasi bahwa Amerika Serikat merupakan dalang teror Sarinah dengan alasan masalah Freeport, divestasi, perpanjangan kontrak, pembangunan smelter dll. Hal ini dihembuskan oleh petualang politik nasional Indonesia sendiri untuk memperkeruh keadaan keamanan nasional Indonesia. Namun untuk lebih adilnya, mari kita awasi bagaimana Pemerintah mengelola masalah Freeport tersebut. Indonesia harus mampu berdiri tegak membela kepentingan hajat hidup rakyat Indonesia, menegakkan peraturan dan tidak didikte oleh Freeport. Apabila Pemerintah dalam hal ini Menteri ESDM dan pihak-pihak terkait khususnya sikap akhir Presiden Jokowi bertekuk lutut dibawah pengaruh Freeport, maka hanya ada satu kata: LAWAN! Diramalkan pada hari ini oleh Blog I-I, Rejim Jokowi akan membayar mahal kerusakan Indonesia Raya dari kasus Freeport!
  • Analisa yang lebih mendekati kebenaran tentang dalang serangan Sarinah adalah bahwa dari pelaku yang sedang dan telah diidentifikasi, terdapat hubungan dengan kelompok lama yang pernah ditangkap, kelompok yang saat ini juga telah bergabung dengan ISIS dan sebagian telah kembali ke Indonesia. Pernyataan Kapolda Tito Karnavian perlu kita perhatikan bersama, khususnya dengan peranan dan kepemimpinan Bachrum Naim. Tentang Khatibah Nusantara fokusnya adalah Indonesia, sekali lagi sangat erat dengan kelompok-kelompok lama di Indonesia dan lemah keterkaitannya dengan kelompok di negara-negara ASEAN lainnya seperti di Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand (selatan). Perlu kami garis bawahi sekali lagi bahwa Khatibah Nusantara fokus di Indonesia.
Selamat bekerja keras kepada Polisi, BIN, dan TNI, bersatu ganyang teroris!

Update Pengungkapan, Pengejaran dan Penangkapan jaringan Teror Bom Sarinah/Bom Thamrin:
Selamat kepada Polri, BIN, dan TNI yang mulai menyatukan langkah melumpuhkan seluruh gerakan teroris di tanah air tercinta Indonesia. Peranan Intelijen Polri dan BIN sangat penting dan terbukti bahwa kekeliruan terbesar Pemerintah RI adalah dalam hal kebijakan mengatasi terorisme. Bahwa penyakit kejiwaan para teroris sulit disembuhkan, namun hanya beberapa tahun (5-10 tahun) sudah dibebaskan, akibatnya rakyat dan aparat keamanan yang harus menderita menjadi korban aksi teror. Sebagaimana disampaikan dalam update sebelumnya bahwa jaringan Bom Thamrin adalah jelmaan jaringan lama dan diperkirakan akan terus bermetamorfosa menjadi ancaman yang sangat membahayakan keselamatan rakyat Indonesia. Langkah-langkah penanganan terorisme yang ditempuh oleh Kapolri, Kepala BIN, KaDensus 88, dan berbagai elemen lainnya sangat baik dan patut kita acungi jempol. Diperkirakan Polisi dan BIN akan mampu mencegah terjadinya serangan teror yang telah direncanakan akan dilakukan sepanjang tahun 2016 ini, semoga kita do'akan kerja keras Polri, BIN, dan TNI akan membuahkan hasil ketentraman dan keselamatan kita dari ancaman teroris.

Terus bekerja keras kepada Polisi, BIN, dan TNI, bersatu ganyang teroris!

Belakangan BNPT sedang menyiapkan revisi UU Terorisme, hal ini harus cepat dan lebih baik dari berbagai sisi, khususnya komunitas Blog I-I menyarankan agar UU Terorisme memberikan landasan yang lebih kuat kepada seluruh unsur yang langsung bersinggungan terorisme (Polisi, BIN, BNPT, dan TNI) untuk dapat bekerja lebih efektif dan tepat sasaran.

Seluruh aparat keamanan bersatu padu/bersinergi ganyang teroris!


Beberapa saran dari sahabat Blog I-I yang patut dipertimbangkan:

  • Burung Hantu menyarankan: perubahan aturan hukum anti terorisme yang lebih keras dan tegas demi kemanusiaan.
  • Satya Dharma menyarankan: operasi gabungan Polri dan TNI meringkus gerombolan Santoso.
  • Makayasa menyarankan: Abu Bakar Baasyir dan Aman Abdurrahman dipastikan tidak pernah meninggalkan penjara dan seluruh komunikasinya diawasi.
  • Tidar Sakti menyarankan: kampanye nasional anti terorisme.
  • Sanyata Wira menyarankan: penyuluhan nasional pengawasan gerakan teroris, aliran sesat, dan ancaman keamanan lingkungan melalui program kelurahan dan RT/RW.
  • Sinar Sewakottama menyarankan: tetap tenang, dan beri waktu aparat keamanan bekerja sebaik mungkin.  
  • Bunglon Hitam menyarankan: aplikasi GO-JEK khusus keamanan dan edukasi kewaspadaan indikasi kejahatan di lingkungan kita.
  • Eka Baladika menyarankan: pengejaran secara rahasia dan hindari banyak bicara kepada wartawan, setelah berhasil baru dipublikasikan. Hal ini karena para teroris juga membaca berita.



Update akan terus menyusul, tingkatkan kewaspadaan anda di lingkungan anda !
Salam Kewaspadaan
SW


Read More »
23.38 | 0 komentar