Pelacuran para pembuat survei demi memperoleh keuntungan finansial ditengarai marak menjangkiti sejumlah lembaga survei. Saya tidak akan menuduh siapapun walaupun data Intelijen Indonesia sangat lengkap tentang siapa-siapa saja yang melakukan survei. Kebenaran tidak dapat disalahkan, dan sebaliknya hal-hal yang salah baik secara metodologi maupun niat rekayasa juga tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, marilah kita semua mencatat baik-baik hasil-hasil survei yang telah dipublikasikan dan bandingkan dengan hasil quick count dan hasil resmi penghitungan. Kita perlu lebih tegas dalam mencermati para pembohong berkedok survei yang menodai metode ilmiah dalam ilmu sosial. Mereka yang mengeluarkan hasil yang sangat jauh berbeda dari kenyataan dapat dipastikan masuk dalam kelompok pembohong dan hal ini merupakan harga dari kredibilitas yang telah diperjualbelikan. Singkat kata, hasil-hasil survei yang dimanipulasi akan memiliki perbedaan yang signifikan dengan hasil pemilu yang sesungguhnya baik yang dihitung melalui quick count maupun hasil resmi. Penilaian paling mudah yang dapat menjadi pegangan sahabat Blog I-I adalah pernyataan keunggulan salah satu pasangan yang direkayasa akan terjawab manakala ternyata yang diunggulkan lembaga survei ternyata kalah. Maka lembaga survei tersebut dapat dipastikan tidak kredibel dan atau pembohong besar. Mari kita tunggu bersama !
Salam Intelijen
Senopati Wirang
Posting Komentar